Sukses

Ini Pemicu yang Kenaikan Harga Tiket Kereta Api

Direktur Komersial KAI, Bambang Martono menuturkan, ada tiga faktor yang membuat tarif kereta api naik.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan hingga menembus level Rp 12 ribu. Kondisi ini semakin membebani biaya operasional perusahaan, termasuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero.

Direktur Komersial KAI, Bambang Eko Martono menyebut ada tiga hal pendorong kenaikan tarif kereta api. Pertama, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS. Kedua, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ketiga, inflasi.

"Itulah ketiga pemicu yang memaksa kami adjust tarif kereta api. Pasti (naik) kalau harga BBM jadi naik, kurs rupiah melemah dan inflasi melonjak. Logis kan?," kata dia kepada wartawan usai Konferensi Pers Pengalihan Subsidi di Gedung Jakarta Railway Center Djuanda, Selasa (30/9/2014).

Lebih jauh katanya, dalam kenaikan tarif tetap mengacu pada batas atas yang ditentukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Bambang menjelaskan, pihaknya sangat terpukul dengan anjloknya kurs rupiah. Pasalnya, Badan Usaha Milik Negara ini masih mengandalkan impor suku cadang kereta api sehingga pembeliannya menggunakan dolar AS.

"Dampaknya terasa sekali, karena banyak suku cadang kita yang asalnya impor. Kontrak pengangkutan barang kita juga pakai dolar AS," lanjutnya.

Dia menilai, KAI berupaya mengantisipasi penguatan dolar AS dengan mengejar pendapatan dan laba bersih tahun ini, tanpa perlu mengurangi utang dalam dolar AS.

"Tahun ini target pendapatan kita Rp 11 triliun, dan sampai saat ini sudah berkisar Rp 7,5 triliun-Rp 8 triliun. Laba bersih diproyeksikan Rp 800 miliar atau naik dibanding tahun lalu Rp 560 miliar," cetus Bambang. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini