Sukses

Inflasi September Diperkirakan 0,4%

Salah satu penyumbang inflasi adalah kenaikan tarif transportasi udara akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom memperkirakan laju inflasi September 2014 akan bergerak pada rentang 0,3 persen hingga 0,4 persen. Faktor pemicu utama adalah kenaikan tarif transportasi udara akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih meramalkan inflasi di bulan kesembilan ini sebesar 0,33 persen termasuk memperhitungkan kenaikan tarif dasar listrik dan elpiji 12 kilogram (Kg). Sedangkan inflasi tahunan diprediksi 4,5 persen.

"Penyumbang terbesar inflasi berasal dari tarif angkutan. Akibat pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS membuat tarif angkutan naik," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Tren inflasi di September atau paska Lebaran, kata Lana relatif melambat dibanding bulan lainnya. Kondisi baik ini disokong penurunan harga bahan pangan karena kebijakan impor dari pemerintah.

"Bahan pangan seperti cabai, daging terus diimpor. Mau dari mana asal usul pasokan bahan pangan yang penting inflasi rendah. Itulah pemerintah," tegasnya.

Tidak berbeda jauh, Kepala Ekonom dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto memproyeksikan inflasi di September ini berkisar 0,3 persen hingga 0,4 persen karena sumbangan sektor makanan dan minuman, transportasi dan komunikasi, konstruksi, serta kenaikan harga elpiji 12 Kg.

"Jika tanpa kenaikan harga BBM subsidi, inflasi 2014 sebesar 4,5 persen hingga 5 persen. Sedangkan jika harga jual BBM naik Rp 1.000-Rp 3.000 per liter, inflasi menjadi 6 persen-7,5 persen," cetus dia. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.