Sukses

RI Pakai Energi Nuklir 5.000 MW pada 2025

Wamen ESDM, Susilo Siswoutomo menuturkan, ada target kelistrikan 125 ribu mega watt membuat energi nuklir menjadi salah satu kontribusi.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo menyatakan, adanya target kelistrikan 125 ribu Mega watt (Mw) pada 2025, sehingga ada unsur energi nuklir sebesar 5 ribu Mw.

Susilo mengatakan, pemerintah Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan teknologi nuklir, namun penggunaan nuklir menjadi pilihan terakhir.

"Sebetulnya kita tidak anti nuklir, dalam KEN yang sudah disetujui DPR baru ini memang ada kaulusa khusus untuk nukir, nukir dikembangkan sebagai pilihan terakhir," kata Susilo, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Susilo menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan listrik yang diperkirakan mencapai 125 ribu Mw sampai 2025 membutuhkan pembangkit baru 10 ribu Mw per tahunnya. Saat ini listrik yang ada hanya 50 Mw.

"Kita harus bangkitkan 10 Mw per tahun tulang punggung adalah batu bara 65 persen karena cadangan batu bara 35 miliar ton lebih," tutur Susilo.

Menurut Susilo, segala sumber energi akan digunakan untuk mengejar target tersebut, jika tidak mencukupi maka tak ada pilihan lain untuk menggunakan teknologi nuklir.

"Gas, panas bumi kalau dioptimalkan, gas dioptimalkan dan ternyata kebuthan listrik tidak bisa dicukupi tidak ada pilihan lain kita pilih nuklir, berdasarkan predikis PLN Ditjen listrik 2024 dengan segala macam sumber tadi 125 ribu Mw maka 5000 Mw harus dari nuklir. Pada 2030, 250 Mw ada komponen energi nuklir di situ," paparnya.

Ia mengungkapkan, saat ini negara tetangga sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLNT) untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

"Malaysia, Vietnam sedang bangun dua nuklir power plant, Thailand, Kamboja saja sudah mau. Pada 2030, 240-250 Ribu mw, dari mana? Karena apa? Listrik merupakan kebutuhan pokok nggak punya pilihan kalau maju kita harus sediakan listrik," pungkasnya. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini