Sukses

BI: Jokowi Perlu Perhatikan Utang Luar Negeri RI

Indonesia saat ini memiliki risiko meski total utang pemerintah terhadap GDP sangat rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi utang luar negeri Indonesia saat ini patut menjadi perhatian oleh pemerintah baru yang akan dipimpin oleh Joko Widodo. Pasalnya, utang luar negeri oleh swasta dan pemerintah hingga Juli 2014 tercatat lebih dari Rp 3.000 triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowadodjo mengatakan, dalam pengelolaan utang luar negeri ini, dirinya khawatir terjadinya beda prediksi atau missmatch dalam hal nilai tukar, bunga dan lain-lain. Terlebih lagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tengah melemah hingga tembus level Rp 12.000 per dolar AS.

"Indonesia saat ini memiliki risiko meski total utang pemerintah terhadap GDP sangat rendah. Tapi karena dampak krisis global membuat ekspor menurun dan rasionya terhadap utang meningkat. Kita perlu waspadai ini agar tidak menimbulkan risiko," ujarnya saat memberikan sambutan pada acara Indonesia Ocean Investment Summit di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2014).

Dia menjelaskan, penurunan ekspor yang terjadi belakang membuat penurunan rasio utang terhadap ekspor atau debt to exports ratio. Selain itu, penurunan ekspor juga menyebabkan defisit transaksi berjalan yang semakin membesar sehingga membuat nilai tukar rupiah semakin tertekan.

"Defisit transaksi berjalan sudah dari kuartal IV 2011. Sekarang kami upayakan pengendalian. Pada 2014 sedikit lebih baik dari pada 2013. 2014 defisit transaksi berjalan 3,2 persen dri GDP. Idealnya bisa ditekan di bawah 2,5 persen. Dari total transaksi berjalan, ekspor barang dan jasa kecil dari impor," jelas dia.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan terjadi saat ini juga disebabkan oleh besarnya nilai impor BBM. Hal ini yang juga perlu diwaspadai oleh pemerintah.

"Kami juga perlu menyoroti jumlah transaksi berjalan Indonesia pada neraca services dan pendapatan," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini