Sukses

Bursa AS Terkoreksi Laporan Korban Ebola Pertama

Bursa AS melemah setelah adanya laporan pasien pertama di Amerika Serikat (AS) membuat investor ketakutan.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup terkoreksi lebih dari 1 persen pada Kamis (rabu) ini, di mana indeks Russell 2.000 memperpanjang kerugian.

Penyebab dari kondisi ini, adanya laporan pasien pertama di Amerika Serikat (AS) membuat investor ketakutan.

Ini terjadi ketika Treasuries (USGG10YR) mencapai rally terbesar dalam enam minggu imbas dari pernyataan Federal Reserve yang tetap pada langkah untuk mengakhiri pembelian obligasi bulanannya di tengah tanda-tanda meningkatnya pelemahan ekonomi di Eropa.

Melansir laman Bloomberg, indeks Standard & Poor (SPX) turun 1,3 persen pada pukul 04:00 sore waktu New York ke level terendah sejak 12 Agustus. Indeks  Russell 2000 turun 1,5 persen dan 10 persen di bawah rekor pada Maret.

Indeks Dow Jones Transportation Average merosot ke posisi terbesar sejak Februari karena adanya laporan kasus virus Ebola pertama di AS. Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,8 persen.

Adapun imbal hasil treasury 10-tahun tercatat tenggelam 10 basis poin menjadi 2,39 persen. Minyak mentah Brent turun ke level terendah dalam lebih dari dua tahun.

Kondisi ini terjadi karena beberapa hal, mulai adanya laporan soal korban Ebola. Kemudian dari perekonomian dunia, laporan pabrik di kawasan Eropa yang menurunkan harga ke posisi terdalam lebih dari satu tahun dan terjadinya penyusutan manufaktur di Jerman.

Hal ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi para pembuat kebijakan sebelum berlangsungnya pertemuan bank sentral pada kamis ini.

Manufaktur AS sedikit melunak pada bulan September menyusul pertumbuhan mencapai tingkat terkuat dalam tiga tahun, sementara perusahaan dipercepat menyewa untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.

"Headwinds telah datang ke garis terdepan dan investor mulai menyadarinya," Randy Bateman, Kepala investasi Huntington Asset Advisors.

Dia mengakui sejumlah besar situasi geopolitik membuat kekhawatiran tentang pelemahan ekonomi. "Kami selalu mengandalkan Fed sebagai pemompa. Ini adalah bulan pompa mengering jadi sekarang orang terfokus pada isu-isu lainnya," jelas dia.

The Fed berencana mengakhiri pembelian aset yang telah membantu S & P 500 naik 3 kali lipat selama pasar bull pada saat terjadi konflik antara Ukraina dan Rusia mengancam Eropa kembali ke resesi dan ekonom memperkirakan pertumbuhan dari Jepang ke China akan memperlambat setiap tahun sampai 2016.

Indeks saham S & P 500 telah jatuh tiga hari berturut-turut dan turun 3,2 persen sejak penutupan rekor pada 18 September. Indeks naik 0,6 persen di kuartal terakhir, keuntungan ketujuh dan beruntun terpanjang sejak 1998. Indeks itu telah tidak jatuh empat hari berturut-turut tahun ini , dan belum turun lebih dari 10 persen dalam tiga tahun.

Indeks Russell 2000 telah jatuh 7,7 persen pada kuartal ketiga, kinerja terburuk dalam tiga tahun, karena investor menjual saham spekulatif.  (Nrm)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Ebola merupakan penyakit yang menyerang manusia, monyet, simpanse, gorila, dan primata lain yang disebabkan oleh virus Ebola.

    Ebola

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa AS