Sukses

Koalisi Merah Putih Kuasai DPR, IHSG Ambruk

Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su menyebutkan, bila kondisi politik tak membaik maka IHSG dapat kembali ke level 5.000.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang perdagangan saham pada sore hari, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin tertekan. Hal ini dipicu dari aksi jual yang dilakukan investor asing menambah tekanan ke IHSG.

Pada pukul 14.04 WIB, IHSG melemah 2,3 persen atau 119,16 poin menjadi 5.021,75 pada perdagangan saham Kamis (2/10/2014). IHSG tertekan diikuti indeks saham LQ45 yang melemah 2,65 persen menjadi 847,84. Seluruh indeks saham acuan tertekan pada hari ini.

IHSG langsung dibuka merosot menjadi 5.107,11 pada pra pembukaan perdagangan saham hari ini. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.107,11 dan terendah 5.019,83.

Tekanan IHSG ini didorong dari 296 saham berada di zona merah. Sementara itu, 25 saham menguat. Sedangkan 42 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 182.514 kali dengan volume perdagangan saham 2,96 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,97 triliun.

Seluruh sektor saham berada di zona merah pada hari ini. Sektor saham aneka industri mengalami penurunan tajam mencapai 3,92 persen. Lalu disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 2,64 persen, dan sektor saham keuangan 2,54 persen.

Selain itu, bursa saham Asia cenderung melemah juga membayangi gerak IHSG. Indeks saham Jepang Nikkei turun 2 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,7 persen. Lalu indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,9 persen dan indeks saham Taipei turun 0,1 persen.

Saham-saham berkapitalisasi besar pun cenderung mengalami tekanan. Saham Astra International turun 4,29 persen menjadi Rp 6.700 per saham, saham PT BW Plantation Tbk tergelincir 8 persen menjadi Rp 575 per saham, dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melemah 3,66 persen menjadi Rp 2.760 per saham.

Sedangkan saham-saham lapis kedua dan ketiga cenderung menguat. Saham PT Centex Tbk (CNTX) naik 9,68 persen menjadi Rp 17.000 per saham, saham LMAS mendaki 4 persen menjadi Rp 52 per saham, dan saham VOKS menguat 3,38 persen menjadi Rp 765 per saham.

Berdasarkan data RTI, investor asing terus melakukan aksi jual. Total aksi jual mencapai Rp 800 miliar. Sementara itu, pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 900 miliar.

Menurut Kepala Riset PT Bahana Securities, total aksi jual oleh investor asing mencapai Rp 6,5 triliun pada September 2014. Memang aksi jual investor asing ini masih relatif sedikit dibandingkan total dana investor asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp 48 triliun hingga 1 Oktober 2014.

Sentimen Politik Beri Tekanan ke IHSG

Harry menambahkan, tekanan IHSG yang terjadi pada hari ini didorong dari sentimen politik. Pelaku pasar khawatir kalau kebijakan politik dan reformasi akan dijegal oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bila kondisi ini terus berlangsung maka berdampak negatif untuk IHSG.

"Kalau sentimen politik tidak membaik maka IHSG bisa kembali ke level 5.000," kata Harry, saat dihubungi Liputan6.com.

Sementara itu, pengamat pasar modal Reza Priyambada menuturkan, aksi jual yang dilakukan oleh investor membuat IHSG tertekan. Aksi jual oleh investor didorong dari bursa saham Amerika Serikat dan Eropa melemah. Selain itu, dolar menguat terhadap rupiah juga mempengaruhi IHSG.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung membaik. Rupiah berada di level 12.136 per dolar AS pada 2 Oktober 2014 dari periode kemarin di kisaran 12.188 per dolar AS.

Dalam riset PT Sucorinvest Gani, volatilitas IHSG kemungkinan akan berlanjut hingga pengumuman kabinet pada 22 Oktober 2014. Selain itu, pelaku pasar juga akan fokus memperhatikan kinerja presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dalam 100 hari pertama.

Pasar modal Indonesia termasuk salah satu pasar modal yang mencatatkan kinerja indeks saham yang cukup baik di Asia Tenggara. Secara year to date, IHSG naik 20,20 persen menjadi 5.140,91 pada perdagangan saham 1 Oktober 2014.

Kenaikan sektor saham properti naik 34,15 persen menjadi 452,07 secara year to date, sektor saham keuangan menguat 29,87 persen, dan sektor saham perdagangan mendaki 22,4 persen.

IHSG kembali mencetak rekor tertinggi pada 2014. IHSG menyentuh level 5.246,48 pada perdagangan saham 8 September 2014. Pada 2013, IHSG sempat sentuh rekor di level 5.214.(Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini