Sukses

Sentimen Politik Bikin IHSG Turun 140 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah 140,10 poin atau 2,73 persen menjadi 5.000,80 didorong dari sentimen politik.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendapatkan tekanan baik dari sentimen global dan domestik pada hari ini. Apalagi aksi jual investor asing cukup besar membuat IHSG makin tertekan.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (2/10/2014), IHSG melemah 140,10 poin atau 2,73 persen menjadi 5.000,80. Indeks saham LQ45 turun 3,21 persen menjadi 842,85. Seluruh indeks saham acuan melemah pada hari ini.

IHSG langsung dibuka melemah ke level 5.107,11 pada pra pembukaan perdagangan saham hari ini dari periode Rabu 1 Oktober 2014 di level 5.140,91. IHSG berada di level tertinggi 5.107,11 dan terendah 4.996,96.

Ada sebanyak 296 saham melemah sehingga menambah tekanan ke indeks saham. Sementara itu, 41 saham berada di zona hijau. Sedangkan 52 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 285.411 kali dengan volume perdagangan saham 4,54 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,46 triliun.

Seluruh sektor saham tertekan pada hari ini. Sektor saham yang turun tajam antara lain sektor saham aneka industri melemah 5,09 persen. Sektor saham keuangan tergelincir 3,38 persen dan sektor saham konstruksi tertekan 3,22 persen.

Tekanan jual oleh investor asing juga berdampak negatif ke IHSG. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 1,5 triliun. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 1,5 triliun.

Sejumlah saham lapis pertama mencatatkan top loser. Saham ASII turun 12,58 persen menjadi Rp 6.600 per saham, saham INCO tergelincir 21,88 persen menjadi Rp 3.500 per saham, dan saham ADRO melemah 18,55 persen menjadi Rp 1.120 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menguat antara lain saham BRMS naik 34,15 persen menjadi Rp 385 per saham, saham VIVA mendaki 20,39 persen menjadi Rp 437 per saham, dan saham BBCA naik 5,08 persen menjadi Rp 12.400 per saham.

Adapun bursa saham Asia cenderung tertekan hari ini. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 2 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,7 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,9 persen, dan indeks saham Taipei melemah 0,1 persen.

Pengamat pasar modal, Reza Priyambada menuturkan, minim sentimen positif baik eksternal dan internal berdampak ke pasar modal. Data-data ekonomi global tidak sesuai harapan memberikan kekhawatiran terhadap pelaku pasar.

Sedangkan, Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su melihat, IHSG makin tertekan menunjukkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi politik Indonesia. "Ini menunjukkan banyak masalah yang akan dihadapi Joko Widodo," kata Harry.

Selain itu, rencana bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve terutama sejumlah kepala The Fed yang ingin mempercepat kenaikan suku bunga membuat dolar menguat. Hal itu berdampak terhadap sejumlah mata uang termasuk rupiah yang akhirnya mengalami tekanan.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung membaik. Rupiah berada di level 12.136 per dolar AS pada 2 Oktober 2014 dari periode kemarin di kisaran 12.188 per dolar AS.

Reza menambahkan, sentimen politik dalam negeri juga mempengaruhi laju IHSG. Pemberitaan kondisi politik negatif terutama kemenangan koalisi merah putih di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memberikan pengaruh kepada pelaku pasar.

"Pelaku pasar terpengaruh berita-berita negatif koalisi merah putih akhirnya menguasai DPR. Yang tadinya tidak terpengaruh akhirnya membuat pasar pengaruh," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini