Sukses

Sempat Terjungkal, Akhirnya Harga Minyak AS Naik Tipis

Harga minyak AS sempat merosot ke level di bawah US$ 90 per barel, namun kemudian naik tipis 0,3 persen.

Liputan6.com, New York - Harga minyak Amerika Serikat (AS) merosot ke level di bawah US$ 90 per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) setelah Arab Saudi mengisyaratkan kenyamanannya dengan pasokan global yang saat ini cukup tinggi dan harga relatif rendah.

Dilansir dari Wall Street Journal, Jumat (3/10/2014), harga acuan kontrak berjangka minyak AS turun menjadi US$ 88,18 per barel atau terendah dalam 17 bulan, sebelum akhirnya menetap naik tipis 0,3 persen menjadi US$ 91,01 per barel di New York Mercantile Exchange.

Produsen minyak terbesar Arab Saudi memangkas harga minyak untuk pengiriman November ke posisi terendah dalam beberapa tahun. Ini menjadi tanda para pengamat pasar bahwa kerajaan lebih peduli dengan menjaga pangsa pasar ketimbang mendongkrak harga.

Berita itu memicu ketakutan pasar yang sebelumnya sudah bergairah. Dengan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan tetap menguat pada kuartal IV 2014, pedagang dan analis mengatakan pemotongan pasokan diperlukan untuk harga minyak rebound.

Harga minyak berjangka telah jatuh selama berbulan-bulan di tengah kekhawatiran akibat melimpahnya pasokan minyak, terutama dari AS. Para analis secara konsisten memangkas proyeksi pr permintaan minyak tahun ini dan berikutnya.

Sementara itu, produksi AS telah melampaui harapan dan secara mengejutkan produksi minyak Libya meningkat dalam beberapa bulan terakhir. kondisi ini akan terus menekan harga minyak. (Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini