Sukses

Top 5 Bisnis: Kurang Duit, Jokowi Harus Cari Utang Jadi Hits

Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) harus mencari pinjaman untuk menutup defisit dan membiayai program-programnya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) harus mencari pinjaman untuk menutup defisit dan membiayai program-programnya. Pasalnya dalam UU APBN 2015, pendapatan negara dipatok Rp 1.700 triliun, sementara belanja negara menembus Rp 2.000 triliun sehingga terjadi defisit Rp 300 triliun.

Artikel mengenai kekurangan anggaran tersebut menjadi informasi yang paling bikin penasaran pembaca. Tak hanya itu,  terus melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan tuntutan pegawai SKK Migas soal jaminan pesangon juga mencuri masyarakat.

Lengkapnya, berikut lima artikel paling terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com, Sabtu (4/10/2014):

1. Meski Harga BBM Naik, Jokowi Tetap Harus Cari Utang

Postur RUU APBN 2015 telah disahkan menjadi UU. Dengan target pendapatan negara sekira lebih dari Rp 1.700 triliun dan belanja negara menembus Rp 2.000 triliun, Presiden terpilih Jokowi  tetap harus mencari utang untuk menutup defisit dan membiayai program-programnya.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih menilai, postur APBN tahun depan belum cukup mengakomodir seluruh program pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Bahkan langkah penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebesar Rp 3.000 di awal tahun depan, hanya mampu menghemat anggaran subsidi sekira Rp 144 triliun.

2. Miliarder Misterius Hamburkan Rp 39 Miliar Buat Foya-foya di Bar

Miliarder asal Rusia yang sanggup menghambur-hamburkan uang hingga lebih dari 2 juta pound sterling atau Rp 39,2 miliar hanya dalam tiga jam saja. Meski membayar seluruh tagihannya, nama miliarder tersebut masih belum diungkap ke muka publik. Miliarder itu menghambur-hamburkan uang untuk membeli sampanye dan perhiasan super mahal mulai dari gelang hingga kalung cantik. 3. 

3. Jokowi Harus Lakukan Ini Jika Ingin Rupiah Kembali Perkasa

Dolar AS terus menekuk nilai tukar rupiah. Pada 2013, kurs rupiah berada di level Rp 9.600, namun merosot tajam hingga menyentuh lebih dari Rp 12 ribu per dolar AS saat ini. Mampukah pemerintahan baru membawa kurs rupiah menguat? simak di sini ulasannya!

4. Dominasi Koalisi Merah Putih di DPR Biang Kerok Rupiah Terpuruk?

Gejolak politik Indonesia terus disebut-sebut sebagai biang keladi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Mulai dari pengesahan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tidak langsung hingga Koalisi Merah Putih yang mendominasi parlemen. Benarkah dominasi Koalisi Merah Putih yang membuat rupiah makin terpuruk?

5. Takut Dibubarkan Jokowi, Pegawai SKK Migas Minta Jaminan Pesangon

Serikat Pekerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SP SKK Migas) menuntut jaminan perlindungan hak-hak pekerja atas rencana pembubaran SKK Migas yang dilakukan oleh pemerintah baru.

Ketua SP SKK Migas, Indro Purwaman mengatakan, ratusan pekerja dari level staf hingga kepala divisi mengadakan sarasehan SKK Migas sebagai wahana penyaluran aspirasi dan keresahan pekerja. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini