Sukses

Ini Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN

Bank Dunia memperkirakan, kawasan Asia Timur dan Pasifik akan mendapatkan manfaat lebih baik dari pemulihan ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Asia Timur dan Pasifik dinilai akan mendapatkan manfaat lebih baik dibandingkan dengan kawasan lain terhadap efek dari pemulihan ekonomi global. Meski demikian, dampak manfaat ini akan berbeda pada setiap negara di kawasan tersebut.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Axel van Trotsenburg mengatakan, perbedaan ini bergantung pada iklim investasi dan kondisi ekspor masing-masing negara tersebut. Namun China, Malaysia, Vietnam dan Kamboja berada dalam posisi paling baik untuk meningkatkan ekspor.

"Ini mencerminkan integrasi mereka yang kuat dalam global and regional value chians yang telah menggerakkan perdagangan global selama 20 tahun terakhir," ujar Axel dalam ulasan East Asia Pacific Economic Update melalui video conference di Jakarta, Senin (6/10/2014).

Dia menyebutkan, ada tiga negara di kawasan ASEAN akan mengalami pertumbuhan lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan tersebut. Seperti pertumbuhan Malaysia pada tahun ini menjadi 5,7 persen atau naik dari perkiraan April lalu yang hanya sebesar 4,9 persen.

"Hal ini disebabkan oleh tingkat ekspor Malaysia yang lebih tinggi pada paruh pertama tahun ini," lanjutnya.

Hal yang sama juga akan dialami oleh Kamboja yang diperkirakan akan tumbuh 7,2 persen pada 2014 karena didorong oleh ekspor produk garmennya yang meningkat.

"Thailand juga diharapkan memperoleh manfaat dari pemulihan global mengingat integrasinya yang kuat ke dalam global value chains jika kerusuhan politik tidak kembali terjadi," kata Axel.

Sementara untuk Indonesia, akibat masih mengandalkan ekspor komoditas maka pertumbuhan akan turun menjadi 5,2 persen pada tahun ini. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan pada 2013 yang sebesar 5,8 persen.

"Ini disebabkan turunnya harga komoditas, belanja pemerintah yang lebih rendah yang diperkirakan dan ekspansi kredit yang lebih lambat," ungkapnya.

Meski demikian, akan ada titik terang bagi perekonomian di kawasan ini karena adanya konsumsi pasar yang kuat seperti dukungan dari belanja pemilihan umum di Indonesia dan pasar tenaga kerja yang kuat di Malaysia.

Contohnya, pengiriman uang oleh pekerja migran asal Filipina juga mendorong konsumsi swasta di negara tersebut sehingga negara ini diperkirakan mampu tumbuh 6,5 persen pada tahun ini dan 6,7 persen pada 2015.

"Pertumbuhan ekonomi di Myanmar akan tumbuh 8,5 persen pada tahun ini dan tahun depan akibat adanya reformasi kelembagaan, kebijakan baru dan pulihnya hubungan internasional negara tersebut," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini