Sukses

Dua PR Menteri Perdagangan Sebelum Lengser

"Target saya dua, stabilisasi harga dan genjot ekspor," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang berakhirnya masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menteri-menteri yang duduk di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II bersiap untuk berkemas dan meninggalkan jabatannya.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyatakan, ada dua pekerjaan rumah (PR) yang akan menjadi prioritasnya sebelum melepas jabatan secara resmi pada 20 Oktober 2014 yaitu menjaga stabilitas harga pangan dan menggenjot ekspor.

"Target saya dua, stabilisasi harga dan genjot ekspor," ujar Lutfi usai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) Ke-29 di Jakarta Internasional Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Untuk menjaga stabilitas harga pangan, hal yang bisa dilakukan yaitu dengan tetap menjalin komunikasi yang baik dengan kementerian lain, seperti Kementerian Pertanian. Hal ini bisa dikatakan hampir tanpa hambatan.

"Kalau stabilisasi harga kemarin sepertinya dengan kerjasama yang baik, komunikasi yang baik dengan seluruh Kementerian, kami bisa jaga dari pada inflasinya, terutama dari pangan," lanjutnya.

Namun PR yang cukup sulit yaitu menggenjot ekspor. Pasalnya, harga beberapa komoditi ekspor seperti crude palm oil (CPO) dan batu bara saat ini tengah mengalami penurunan sehingga sedikit menggangu kinerja ekspor.

"Seperti diketahui biar bagaimanapun, karena harga komoditas menurun, dan Indonesia ini penjualan salah satu yang besar adalah CPO, karet dan kayu ini adalah barang dari pada komoditas nasional," kata dia.

Lutfi menyebutkan, dalam dua bulan terakhir harga batu bara terus mengalami penurunan bahkan hingga 7 persen. Sementara harga CPO juga mengalami penurunan sebesar 20 persen.

"Harga batu bara dalam dua bulan terakhir hilang 7 persen. Kemudian harga komoditas kelapa sawit awal tahun itu US$ 970, sekarang hanya US$ 720. Berarti lebih dari 20% penurunannya. Oleh sebab itu ini yang kami kejar," ungkap dia.

Untuk mengatasi ketertinggalan tersebut, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, menegaskan dirinya akan bekerja secara maksimal untuk memasarkan produk Indonesia ke dunia internasional dengan lebih baik lagi.

Terlebih kondisi nilai tukar dan harga komoditas pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Ketika nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS tidak diikuti dengan penurunan harga komoditas.

"Saya ingatkan ya, begitu trade balance itu membesar defisitnya, ini akan menyebabkan indikasi ekonomi yang lainnya. Jadi oleh sebab itu, di tahun-tahun sebelumnya, meskipun rupiah melemah, tapi harga komoditas menurun. Tapi sekarang harga komoditas menurun," tandas dia. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini