Sukses

Manfaatkan Lahan Tak Terpakai, RNI Bangun Perkantoran & Hotel

Menara RNI di Jalan MT Haryono akan dibangun pada lahan seluas 7.025 meter persegi dengan biaya mencapai Rp 490 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terjun ke bisnis properti. Langkah tersebut diawali dengan membangun Menara RNI dan Hotel Rajawali di kawasan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, serta Hotel Rajawali di Cirebon, Jawa Barat.

Direktur Utama RNI, Hasan Ismed Putro mengatakan, latar belakang perusahaan plat merah tersebut masuk ke bisnis properti karena ingin memanfaatkan beberapa aset lahan yang selama ini dibiarkan tidak terpakai.

"Kami harus membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga puluhan miliar untuk itu. Makanya aset-aset semacam ini tentu jangan sampai bersifat idle. Tetapi sebaliknya harus memberikan keuntungan dan nilai tambah bagi perusahaan," ujarnya di Kantor RNI, Mega Kuningan, Jakarta, Minggu (12/10/2014).

Menara RNI di Jalan MT Haryono akan dibangun pada lahan seluas 7.025 meter persegi dengan biaya mencapai Rp 490 miliar. Gedung tersebut nantinya akan memiliki 18 lantai. Sementara untuk hotel, akan terdiri dari 150 kamar dengan 11 lantai.

"Pembangunan akan dimulai pada 2015 dan ditargetkan selesai pada 2016. Untuk gedung perkantoran, nanti akan dikomersilkan dan dipergunakan sendiri oleh RNI. Ditargetkan dalam 2 tahun telah membukukan total pemasukan Rp 430 miliar," lanjutnya.

Sementara untuk pembangunan hotel di Cirebon akan menggunakan lahan seluas 1.587 meter persegi dan berlokasi di Jalan Dokter Wahidin 49. Rajawali Hotel Cirebon ini akan memiliki 100 kamar dengan 6 lantai. Nilai investasi mencapai Rp 42 miliar.

"Untuk hotelnya yaitu hotel budget. Karena kebutuhannya, terutama untuk masyarakat kelas menengah semakin tinggi, sementara suplai kamarnya belum memenuhi tingkat permintaan karena pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah," kata dia.

Ismed menyatakan, untuk pembangunan proyek-proyek properti ini, RNI akan mengandeng BUMN karya untuk menggarap bangunannya dan BUMN perbankan untuk penyediaan modal. Namun hal ini masih dalam proses penawaran.

"Kami akan gandeng BUMN karya. Kita punya PP, Hutama Karya, Adhi Karya dan lain-lain. Bank juga kita punya banyak, ada Mandiri, BNI, BRI. Tapi ini masih dalam proses penjajakan, kami belum menentukan," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini