Sukses

Penundaan Kenaikan Harga BBM Berdampak Buruk Bagi Investor

Kenaikan harga BBM subsidi sebesar Rp 2.000-Rp 3.000 per liter untuk memperoleh hasil penghematan yang cukup signifikan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen optimistis kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan direalisasikan pemerintahan baru pada November 2014. Keyakinan itu dipastikan karena pemerintah saat ini telah menyiapkan dana kompensasi kenaikan harga BBM sebesar Rp 10 triliun.

Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengungkapkan, pemerintahan baru tak mungkin menyesuaikan harga BBM subsidi pada Oktober ini karena waktu yang sudah mepet.

"Saya yakin harga BBM subsidi naik November tahun ini. Oktober tidak mungkin lagi, karena sudah di depan mata," tegas dia saat acara HSBC Wealth & Beyond Personal Economy Forum 2014 di Jakarta, Senin (13/10/2014).

Lebih jauh dijelaskan Lilis, pihaknya memperkirakan kenaikan harga BBM subsidi sebesar Rp 2.000-Rp 3.000 per liter untuk memperoleh hasil penghematan yang cukup signifikan.

Dia mengungkapkan alasan kuat bila Presiden Joko Widodo akan menyesuaikan harga BBM subsidi di bulan kesebelas ini karena DPR telah menyetujui anggaran kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 10 triliun. Berasal dari APBN-P 2014 sebesar Rp 5 triliun dan sisanya Rp 5 triliun dianggarkan dalam APBN 2015.

"Ini sudah bisa jadi bantalan untuk masyarakat bawah jika harga BBM naik di November 2014. Sebab tahun lalu dengan kenaikan Rp 2.000 per liter saja, anggaran kompensasi BBM Rp 13 triliun," terangnya.

Jika penghematan dari kebijakan tersebut masih kurang untuk menutup kebutuhan anggaran, pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dapat segera mengajukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 mulai 2 Januari tahun depan.

"Kenaikan harga BBM subsidi harus dilakukan tahun ini, karena kalau tahun depan sangat buruk bagi investor. Seperti tahun lalu yang seharusnya dinaikkan akhir 2012, tapi diundur menjadi Juni 2013. Dan saat itu adalah waktu terburuk untuk menaikkan harga BBM karena ada tahun ajaran baru dan puasa," tegas Lilis.

Dengan demikian, dia meminta agar Jokowi dapat segera mengambil langkah kenaikan harga BBM subsidi pada November 2014. "September, Oktober dan November adalah waktu paling baik untuk menaikkan harga BBM, sebab kecenderungannya inflasi rendah dan bisa meredam dampak inflasi tinggi," cetusnya. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.