Sukses

Ini Faktor yang Bikin IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global

Tahun ini, untuk ketiga kalinya IMF kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global ke level 3,3 persen.

Liputan6.com, Washington - Tahun ini, untuk ketiga kalinya International Monetary Fund (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global ke level 3,3 persen. Salah satu yang menjadi alasan lembaga keuangan global tersebut menurunkan optimisme pertumbuhan ekonomi dunia adalah kemungkinan terjadinya resesi di zona Eropa.

Mengutip laman Free Malaysia Today, Selasa (14/10/2014), selain alasan tersebut, terdapat dua alasan lain yang menjadi dasar IMF memangkas laju pertumbuhan ekonomi dunia. Pertama karena terjadi perlambatan ekonomi di China dan kedua ketidakmampuan Amerika Serikat (AS) mempercepat laju perekonomiannya.

Sementara itu, perlambatan permintaan barang dan jasa dari negara-negara maju juga telah memperlihatkan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi sebagian kecil negara berkembang. Kondisi tersebut menyebabkan harga-harga komoditas dari biji besi hingga minyak terus anjlok.

IMF juga menekankan adanya tantangan bagi sejumlah negara yang kini telah telah menjadi risiko yang nyata. Berbagai risiko perekonomian tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi kian melambat.

Sementara di zona Eropa, para ekonom mengatakan permintaan barang untuk memenuhi kapasitas dan investasi baru menurun. Para pengusaha juga melihat potensi yang lebih kecil untuk berkembang secara ekonomi.

Managing Director IMF, Christine Lagarde mengatakan, peningkatan jumlah tenaga kerja sangat diperlukan untuk mengurang 200 juta pengangguran di seluruh dunia.

"Butuh waktu sangat lama bagi ekonomi dunia untuk kembali bangkit dari lubang besar akibat Great Recession," katanya.

Meski demikian, sejauh ini kawasan Asia dianggap cukup baik dalam mempertahankan pertumbuhannya.

Selain itu, penyakit Ebola di Afrika Barat yang telah membunuh lebih dari 4.000 nyawa dapat menganggu perekonomiannya. Pasar-pasar keuangan dunia juga anjlok tiga persen sepanjang pekan kermarin dengan penurunan terbesar di Eropa. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini