Sukses

Pelan Tapi Pasti, Rupiah Bergerak Menguat

Keperkasaan dolar AS tampak mulai memudar setelah Bank Dunia dan IMF memangkas proyeksi laju pertumbuhan ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta - Keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) mulai memudar setelah Bank Dunia dan IMF memangkas proyeksi laju pertumbuhan ekonomi global. Dampaknya, nilai tukar rupiah pun perlahan mulai terangkat naik.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Selasa (14/10/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tujuh poin. Rupiah kini berada di level Rp 12.195 per dolar AS, menguat dari level Rp 12.202 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Sementara data valuta asing (valas) Bloomberg, mencatatkan penguatan rupiah 0,09 persen ke level Rp 12.190 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:12 waktu Jakarta. Meski begitu, nilai tukar rupiah sempat dibuka melemah ke level Rp 12.212 per dolar AS.

Menjelang siang, nilai tukar rupiah tampak perlahan bergerak menguat dan berkutat di kisaran Rp 12.199 per dolar AS hingga Rp 12.212 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah menunjukkan nilai tukar terparah terhadap dolar AS di Asia sepanjang bulan lalu.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan, tingkat optimisme yang berkurang terhadap laju pertumbuhan ekonomi dunia terus mempengaruhi sentimen global. akibatnya, nilai tukar dolar AS saat ini melemah cukup drastis.

Karena pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan tidak begitu baik, para investor dan pelaku pasar memilih untuk menyisihkan sebagian dananya ke instrumen-instrumen penyelamat seperti emas.

Terlihat, harga emas di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange untuk kontrak Desember naik US$ 8,3 atau 0,68 persen menjadi US$ 1.230 per troy ounce. Di pasar spot, harga emas naik US$ 7,2 ke level US$ 1.230,75 per troy ounce. Sementara itu, harga perak naik menjadi US$ 17,34 per ounce.

"Selain akibat sentimen global, situasi politik yang relatif stabil juga berpeluang menguatkan nilai tukar rupiah," tandasnya.

Selama ini pasar melihat bahwa dikuasainya parlemen oleh Koalisi Merah Putih akan menghambat kerja-kerja yang telah direncanakan presiden Presiden Terpilih Joko Widodo. Namun karena sentimen tersebut telah berjalan lama, maka pelaku pasar telah mengantisipasinya.

Terlihat, dalam beberapa waktu lalu, nilai tukar rupiah dan juga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini