Sukses

Ini Daftar Persoalan Energi di RI Versi Bos PLN

Jika ditelusuri, persoalan energi di Tanah Air tak bisa dihitung dengan tangan alias sangat banyak.

Liputan6.com, Jakarta - Permasalahan energi di Indonesia cukup berjibun. Mulai dari sumber yang tidak bisa diperbaharui hingga pasokan yang tidak merata. Jika permasalahan tersebut tak segera diselesaikan, target-target pertumbuhan ekonomi bisa terganggu.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Nur Pamudji mengungkapkan, jika ditelusuri, persoalan energi di Tanah Air tak bisa dihitung dengan tangan alias sangat banyak.

Ia pun mencontohkan mengenai masalah pemerataan. Penyebaran energi di Indonesia tak merata. Bahkan tak usah melihat jauhh-jauh ke luar Jawa, di Pulau Jawa pun pasokan energi belum merata.

"Utility, tidak usah bicara Alor, tapi kita bahas saja  kampung di Pacitan Pulau Jawa. Jadi masih banyak daerah yang belum mendapatkan energi," kata Pamudji, dalam acara peluncuran skenario Bandung, di kantor pusat PLN Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Nur melanjutkan, permasalahan berikutnya ada pilihan energi yang digunakan, antara fosil atau terbarukan.

"Pilihan teknologi yang digunakan supaya jadi energi modern, banyak yang menyangka bahwa geothermal potensinya sangat besar dan tidak terbatas, tapi sebenarnya permasalah geothermal banyak, di daerah tropis energi surya baik, tapi efektifnya cuma 3,5 sampai 5 jam," paparnya.

Persoalan energi berikutnya adalah pendanaan, menurut Pamudji harus ada cara untuk mendanai pertumbuhan dan menyertaan modal.

"Diserahkan swasta selesai banyak konsesi diserahkan swasta gagal, harus ada kombinasi yang tepat apakah BUMN, APBN dan Swasta," tuturnya.

Selain itu, harga energi juga menjadi masalah, saat ini harga energi seperti listrik masih murah, sehingga harus ditomboki dengan utang. Eksekusi proyek energi juga menjadi permasalahan, saat ini perizinan menghambat pengembangan energi di tanah air.

"Bagaiaman kita esksekusi pengembangan energi modern tersebut ada perizinan, sosial kordinasi lembagan kewenangan," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini