Sukses

Myanmar, Pesaing Baru Industri Timah Indonesia

Myanmar, lantas muncul sebagai pendatang baru di industri timah dan berpotensi menyaingi pasar Indonesia

Liputan6.com, Naypyidaw - Berperan sebagai eksportir timah terbesar di dunia, Indonesia kini tengah berusaha membatasi pasokan dan meningkatkan harga jual produksinya. Myanmar, lantas muncul sebagai pendatang baru di industri timah dan berpotensi menyaingi pasar Indonesia serta menghambat usaha pemerintah menaikkan harga timah.

Mengutip laman Business Week, Rabu (22/10/2014), produksi timah di Myanmar akan meningkat 12 persen menjadi 28 ribu metrik ton tahun depan. Menurut para analis perusahaan industri ITRI Ltd di Inggris, dengan jumlah tersebut, Myanmar dapat berkontribusi 10 persen terhadap pasar timah global.

Produksi timah Myanmar juga dapat terus meningkat karena perusahaan timah Myanmar Pongpipat Co., berencana untuk memperluas lahan pertambangannya.

Harga timah sempat melemah 13 persen di London Metal Exchange tahun ini dan merupakan penurunan harga terparah. Penurunan harga jual tersebut terjadi setelah Indonesia memperketat aturan ekspornya pada Januari tahun ini.

Aturan yang akan bertahan hingga 2016 ini akan diiringi peningkatan ekspor dari Myanpar dan berbagai negara. Langkah ini dapat menggagalkan upaya Indonesia meningkatkan harga jual timah.

"Myanmar merupakan eksportir timah baru seiring pergeseran yang terjadi di Indonesia. Lima tahun lalu, ekspor timah Myanmar ke China sangat kecil tapi dua tahun terakhir, jumlahnya sudah beranjak signifikan," terang Direktur Pelaksana Myanmar Pongpipat Co., Kriangkrai Chavaltanpipat.

Harga timah yang berada di level US$ 19.450 per ton kini anjlok ke level US$ 19 ribu per ton. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak Juli 2013.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini