Sukses

Dinas Pertanian Banten Tolak Bibit Murah Transgenik Mosanto

Kepala Distanak Provinsi Banten menyatakan bahwa program bibit murah Transgenik Monsanto tidak ada.

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan bibit murah transgenik Monsanto yang berbahaya bagi sumber daya alam hayati belum diketahui oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten.

"Terkait dengan masalah itu, terus terang saja belum ada laporan tertulis dari petani kepada dinas kalau mengkhawatirkan hal itu. Kalau pun mungkin itu ada, mungkin hanya segelintir saja," kata Eneng Nurcahyatai, Kepala Distanak Provinsi Banten saat ditemui di kantornya, Kota Serang, Jumat (24/10/2014).

Eneng yang kini mengikuti lelang Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten ini menyatakan bahwa program bibit murah dari Monsanto tidak ada. Dirinya pun tidak menginginkan dan menyarankan adanya bibit murah yang tak terstandar.

"Kami tidak ada program bantuan bibit murah. Dinas tidak memilik anggaran bibit murah. Adapun itu bibit bersubsidi, benih padi yang di subsidi. Bibit bersubsidi itu pun melalui jalur PT Pertani, jadi semua ada standarnya," terangnya.

Jika memang di Provinsi Banten tersebar bibit murah tak terstandar, maka pihaknya akan meminta pengawas benih yang berada di setiap kabupaten dan Kota untuk bertindak tegas.

"Nanti kami mintakan mereka betul-betul kalau itu memang ada," tegasnya.

Perlu diketahui di Indonesia, nama Monsanto lebih dikenal dengan nama perusahaan PT. Branita Shandini. Monsanto akan menjadikan Indonesia sebagai basis benih di kawasan Asia Tenggara.

Bahkan bibit murah transgenik Monsanto sudah dilakukan penelitian oleh peneliti dari Universitas Caen, Perancis pada September 2012. Dimana hasil dari penelitian menemukan tikus putih yang diberi pakan jagung transgenik montsanto mati lebih awal.

Bahkan petani di Indonesia pun banyak yang menolak keberadaan bibit transgeni Monsanto di Indonesia dengan alasan benih transgenik monsanto berbahaya bagi lingkungan dan keanekaragaman hayati, karena dapat memusnahkan koloni lebah. Selain itu, Monsanto menciptakan monopoli atas pasokan pangan dunia.

Penolakan ini bahkan terjadi di 40 negara dan 300 kota besar dunia dengan menggelar aksi serentak, seperti di New York, Skuador, dan Chicago.

Bahkan pada ahun 2005, Monsanto melakukan suap terhadap 45 orang departemen pertanian atas kesalahan prosedur dalam pelepasan kapas transgenik yang dikembangkan monsanto bersama petani kapas di Sulawesi Sel karena belum melakukan uji lokasi dalam beberapa musim. (Yandhi Deslatama/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini