Sukses

Pengembang: Macet Bogor Belum Berdampak ke Bisnis Properti

Setiap pengembang memiliki pertimbangan yang matang untuk bangun properti di kota hujan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) menyatakan julukan Bogor sebagai kota angkot yang kemudian dikuatkan hasil penelitian dari Kementerian Perhubungan (kemenhub) yang menyatakan Bogor sebagai kota paling macet di Indonesia belum terlalu berimbas ke bisnis properti.

Ketua Umum REI, Eddy Hussy mengatakan, setiap pengembang memiliki pertimbangan yang matang untuk bangun properti di daerah yang juga mendapat julukan kota hujan tersebut. oleh karena itu, saat ini masih ada beberapa pengembang yang masih tertarik mengembangkan usaha di Bogor.

"Itu pengaruhnya belum keliatan, karena macet, drop atau apa. Sudah merupakan pertimbangan semua pengembang," kata dia kepada Liputan6.com seperti ditulis di Jakarta, Minggu (26/10/2014).

Eddy enggan berkomentar atas data kemacetan yang dikeluarkan oleh kemenhub tersebut. Namun menurutnya, jalananan Bogor memang sudah mulai padat. Meskipun begitu, jalanan pada bukan menjadikan halangan bagi pengembang.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kemenhub mengungkapkan beberapa kota yang dianggap paling macet berdasarkan perhitungan rasio volume kendaraan dan kapasitas jalan atau biasa disebut volume capasity ratio (VCR).

Dari data Kemenhub, Jakarta memiliki angka VCR mencapai 0,85 dengan rata-rata kecepatan kendaraan 10-20 km per jam. Kota Bogor mendapat VCR 0,86 dengan kecepatan kendaraan mencapai 15,32 km per jam. Lalu kota Bandung memiliki VCR di level 14,3 km per jam. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.