Liputan6.com, Washington - Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diprediksi tetap akan mengakhiri aliran dana stimulus yang semula bernilai US$ 85 miliar per bulan dan telah dikurangi secara bertahap sejak akhir tahun lalu. Babak final penarikan dana stimulus yang tersisa US$ 15 miliar per bulan tersebut diprediksi akan diakhiri pekan ini.
"Saya rasa beberapa dana stimulus dan jaminan bagi para investor telah membuat mereka optimis. Kini kami tinggal melihat apakah para investor dapat tetap melaju tanpa roda tambahan (dana stimulus)," ungkap Chief Investment Strategist di Key Private Bank Bruce McCain.
Baca Juga
Meski begitu, sebagian analis dan investor memperkirakan The Fed akan menunda penarikan dana stimulusnya akibat pelemahan ekonomi global dan rendahnya inflasi yang dinilai berbahaya.
Advertisement
Sebagian besar analis melihat The Fed baru akan mengakhiri pengguliran dana stimulusnya bulan depan seperti sinyal yang diberikan Gubernur The Fed Janet Yellen.
"Dia tidak pernah ragu-ragu, apapun yang dikatakannya akan dilakukan. Dia sudah membuktikannya," ungkap Chief Strategist di TD Ameritrad, JJ Kinahan.
Menurut Kinahan, tugas Yellen adalah membuat pasar saham tidak bergerak naik. Tujuannya untuk menjaga ekonomi tetap stabil dan pandangannya terhadap perekonomian negara cukup kuat.
Sementara menjawab pertanyaan mengenai kenaikan suku bunga AS, sekarang parapelaku pasar sudah tidak terlalu mengkhawatirkannya.
Memang sebulan lalu, para investor sempat kelabakan karena tidak mampu ke mana arah The Fed membawa kenaikan suku bunga yang sejak resesi berada di dekat level nol. (Sis/Nrm)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.