Sukses

Hasil Rakor Perdana Menteri Ekonomi Mengakomodir Ambisi Jokowi

Seluruh menteri dalam tim ekonomi melaporkan yang telah dilakukan satu hari setelah pelantikan kabinet.

Liputan6.com, Jakarta -
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim telah menuntaskan rakor gabungan. Rapat selama dua jam ini membahas tentang cara koordinasi para menteri di bawah dua Kemenko tersebut.

Menurut Menko Perekonomian, Sofyan Djalil usai rakor gabungan mengungkapkan, seluruh menteri ekonomi melaporkan yang telah dilakukan satu hari setelah pelantikan kabinet.

"Banyak sekali yang sudah mereka lakukan, tapi ini baru inisial. banyak policy inisiatif yang telah dilakukan, tapi mereka juga ingin mendapatkan kepastian tentang anggaran atau masalah teknis lain. Ini dijawab oleh Menteri Keuangan," ungkap dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Pemerintah, sudah membuat pola koordinasi, yakni koordinasi bersama untuk lintas dua Menko serta koordinasi secara cair. "Kalo menteri ESDM perlu koordinasi dengan Kemenko Perekonomian bisa langsung dengan menterinya dan sebaliknya," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Maritim Indroyono Soesilo menambahkan rakor ini pun membahas mengenai upaya penyederhanaan perizinan di sektor maritim yang akan berdampak cukup besar ke investasi.

"Kalau ini bisa disederhanakan, bisa mengundang investor cukup banyak sehingga tol laut impian Presiden Joko Widodo dapat dilaksanakan," paparnya.

Selain itu, rapat tersebut juga membawa sasaran beberapa kementerian di Kemenko Kemaritiman. Sebut saja Kementerian Pariwisata yang berharap mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Indroyono mematok target jumlah kunjungan wisman pada tahun depan mencapai 10 juta orang dan menanjak menjadi 20 juta di 2020.

"Nanti dicarikan jalan keluar supaya target ini bisa tercapai karena pariwisata bahari jadi unggulan. Misalnya agar cepat menambah 15 juta wisman, beberapa perizinan kapal Yacht dan super Yacht yang mau melewati Indonesia dipercepat, karena biasanya bisa terbit lebih dari 1 bulan," terang dia.

Dia bilang, pemerintah perlu memberi perhatian besar terhadap sektor pariwisata mengingat sektor ini menyumbang pemasukan devisa lebih cepat dibanding sektor manufaktur atau industri. 
 
"Kalau promosi pariwisata bagus, bisa membuka lapangan pekerjaan, revenue masuk dengan cepat dibanding sektor industri yang butuh pabrik dulu dan sebagainya," tandas Indroyono. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini