Sukses

Harga BBM Subsidi Naik, BCA Tak Khawatir Kredit Macet Melonjak

BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebanyak 10,6 persen menjadi Rp 330,7 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengaku tak khawatir angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bakak melonjak tinggi akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, kenaikan harga BBM merupakan sesuatu yang biasa terjadi. "Sesuatu yang rutin terjadi. Kalau seperti yang diantisipasi pasar Rp 2.000- Rp 3.000 tidak terlalu tinggi," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Dia mengatakan, kenaikan BBM subsidi juga tak membawa inflasi yang tinggi. Namun perlu menjadi catatan, kenaikan BBM subsidi diperlukan untuk menyelamatkan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN).

"Dari APBN juga akan sangat membantu. Tapi daya beli masyarakat bisa menurun kalau dampak volume perdagangan bisa turun apalagi barang-barang yang dibeli oleh middle low income tetap saya pikir itu sudah rutin beberapa tahun sekali," ujarnya.

Pihaknya pun optimis, sampai akhir tahun total kredit kredit tetap tumbuh di kisaran 10 persen hingga 12 persen.

Sebagai informasi, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyatakan akan menaikan BBM sebelum tahun 2015. Untuk kepastian waktunya belum diketahui, namun Tim Transisi Jokowi-JK menyatakan akan menaikan BBM dikisaran Rp 3.000 per liter.

Sementara BCA sendiri mencatatkan pertumbuhan kredit sebanyak 10,6 persen menjadi Rp 330,7 triliun yoy untuk kinerja sembilan bulan pertama tahun 2014. BBCA juga  mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebanyak  17,7 persen yoy dari Rp 10,4 triliun menjadi Rp 12,2 triliun. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini