Sukses

Kemenkeu Bakal Terus Dorong Penggabungan Bank BUMN

"Kita harus punya bank besar. Kalau tidak selamanya kita hanya dijadikan market saja oleh mereka," ujar Menkeu Bambang Brodjonegoro.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menghadapi pasar bebas di sektor perbankan pada 2020, wacana menggabungkan perbankan milik BUMN kembali bergulir. Namun wacana tersebut ditentang oleh beberapa direksi perbankan.

Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan jika ingin bersaing saat MEA 2015 bergulir, bank-bank Indonesia akan berhadapan dengan bank asal Singapura dan Malaysia, terutama yang sudah demikian besar, maka penggabungan bank tersebut merupakan suatu keharusan.

"Kita harus punya bank besar. Kalau tidak, selamanya kita hanya dijadikan market saja oleh mereka," ujar Bambang di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2014).

Dia menjelaskan, wajar saja jika ada pihak-pihak yang kontra terhadap wacana ini. Namun demi kebaikan yang skalanya lebih besar, akan lebih baik jika ego sektoral masing-masing perbankan dibuang jauh.

"Jadi kita harus membuang ego sektoral dan pastikan kita punya bank besar. Tetapi proses penggabungan itu harus dilakukan dengan benar, tepat dan tidak menimbulkan friksi. Percuma kalau kita gabung bank tapi ternyata bank-nya tidak perform seperti yang diharapkan," lanjutnya.

Untuk itu, Bambang menegaskan pihaknya akan terus mendorong Kementerian BUMN untuk melakukan penggabungan tersebut sebelum MEA ini bergulir pada akhir tahun depan.

"Yang pasti kementerian keuangan akan mendorong kementerian BUMN untuk melakukan itu. Yang jelas itu harus dilakukan. Ya kita harus sesegera mungkin, itu saja," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini