Liputan6.com, New York - Harga emas berjangka merosot ke level terendah dalam empat tahun pada Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah Jepang memutuskan untuk menambah guyuran stimulus moneter yang melambungkan dolar Amerika Serikat (AS) dan meniupkan reli baru pada pasar saham AS.
Dilansir dari Wall Street Journal, Sabtu (1/11/2014), harga emas untuk pengiriman Desember turun US$ 27 atau 2,3 persen menjadi US$ 1.1716 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Ini adalah harga penutupan terendah sejak 29 Juli 2010.
Baca Juga
Bank of Japan tiba-tiba mengumumkan akan meningkatkan pembelian obligasi sebesar 80 triliun yen, dari sebelumnya 70 triliun yen. Bank Sentral Jepang berharap kebijakan ini bisa memacu kegiatan usaha dan inflasi dengan membeli lebih banyak obligasi pemerintah Jepang.
Advertisement
Merespons kebijakan itu, harga emas anjlok sementara dolar AS mendekati level tertinggi dalam tujuh tahun terhadap yen dan maju berada di level tertinggi selama dua tahun terhadap euro.
Harga emas mengacu pada dolar AS. Dengan begitu, dolar yang lebih kuat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Hal ini membatasi kietertarikan mereka di pasar.
Ekuitas AS maju ke rekor tertinggi baru, lanjut membebani daya tarik emas bagi investor. Indeks Dow Jones Industrial Average menabrak sebuah rekor intraday dari 1.739,55, naik 1,2%, sementara indeks S & P 500 saham naik 1% menjadi 2.013.Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.