Sukses

Harga Minyak Merosot Selama 4 Bulan Berturut-turut

Harga minyak terus merosot selama empat bulan berturut-turut. Ini adalah penurunan terpanjang sejak 2008

Liputan6.com, New York - Harga minyak terus merosot selama empat bulan berturut-turut pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) dipicu tambahan kucuran stimulus moneter dari Jepang yang mendongkrak dolar Amerika Serikat (AS). Harga minyak juga tertekan melimpahnya stok.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (1/11/2014), harga minyak jenis Brent turun US$ 38 sen menjadi US$ 85,86 per barel.  Dalam sebulan, harga minyak Brent ,merosot 9 persen. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 58 sen menjadi US$ 80,54 per barel, setelah kehilangan 11,6 persen pada bulan ini.

Terakhir kali kedua patokan jatuh untuk empat bulan berturut-turut pada Juli 2008. Brent merosot selama enam bulan sampai dengan Desember 2008, dan minyak WTI gagal untuk rebound sampai dengan Januari 2009.

Tekanan terhadap harga minyak datang dari survei bulanan yang menunjukkan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membuat hampir tidak ada usaha untuk menahan laju produksi minyak pada bulan ini, meski harga minyak terus turun.

Produksi OPEC pada bulan Oktober merosot dengan hanya 120 ribu barel per hari, menurut survei Reuters yang dipublikasikan Jumat. Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri mengatakan kemungkin angka produksi berubah secara signifikan pada 2015.  Dia juga mengaku tidak khawatir soal turunnya harga minyak.

"Pada pertemuan OPEC berikutnya pada akhir November, OPEC tidak mungkin untuk mengubah kuota resmi sebesar 30 juta barel per hari," kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN AMRO Amsterdam.

Bank of Japan secara mengejutkan pasar keuangan memutuskan untuk memperluas program stimulus yang meningkatkan ekuitas Jepang, sementara di sisi lain memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi negara pengimpor minyak.

Keputusan tersebut juga memberikan tekanan pada nilai tukar. Sebelumnya, dolar As naik ke level tertinggi sejak Juni 2010 pada hari Kamis setelah data menunjukkan ekonomi AS tumbuh 3,5 persen pada kuartal ketiga, melebihi perkiraan untuk kenaikan 3 persen. (Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini