Sukses

Ribut Harga BBM Naik, Inflasi Oktober Diprediksi 0,4%

Heboh rencana kenaikan harga BBM subsidi memicu terjadinya ekspektasi inflasi di Oktober 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Heboh rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi memicu terjadinya ekspektasi inflasi di Oktober 2014. Sehingga pergerakan inflasi pada bulan kesepuluh ini diperkirakan lebih tinggi dibanding September lalu.

Direktur sekaligus Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati memproyeksikan inflasi Oktober tahun ini di kisaran 0,3 persen sampai 0,4 persen.

"Inflasi Oktober 2014 sekira 0,3 persen sampai 0,4 persen. Angkanya lebih tinggi dari realisasi inflasi September 2014 sebesar 0,27 persen," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (3/11/2014).

Penyebabnya, dijelaskan Enny, karena ada ekspektasi inflasi dari isu kenaikan harga BBM subsidi. Para pedagang, sambungnya langsung menaikkan harga bahan pangan termasuk sembako karena kekhawatiran penyesuaian harga BBM subsidi.

"Di Oktober ini, sudah mulai ribut dengan kenaikan harga BBM subsidi, sehingga memicu ekspektasi inflasi. Harga-harga naik menyusul penyesuaian tarif dasar listrik dan harga elpiji 12 kilogram yang lebih dulu dilakukan," tutur dia.

Diakuinya, penyumbang inflasi lainnya terkait kurangnya stok dan tersendatnya distribusi bahan pangan karena gangguan, seperti kekeringan, lumbung pangan daerah Sinabung Sumatera Utara dilanda bencana sehingga harus gagal panen.

Senada, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menganggap inflasi Oktober 2014 lebih banyak dikontribusi dari penyesuaian harga komoditas bahan pokok akibat isu kenaikan harga BBM.

"Tekanan inflasinya karena shortage beras dan adjustment pricing beberapa komoditas pokok karena isu kenaikan harga BBM subsidi, serta karena inflasi impor di tengah depresiasi rupiah," tegasnya.

Dengan melihat alasan tersebut, estimasi Ryan terhadap inflasi Oktober 2014 hampir sama dengan proyeksi Indef. "Inflasi month to month (MoM) 0,37 persen dan inflasi inti tahunan 4,22 persen. Sedangkan inflasi tahunannya 4,75 persen," imbuh dia. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini