Sukses

BPS: Inflasi Oktober 2014 Sebesar 0,47%

Inflasi tertinggi terjadi di Tual 2,18 persen dengan IHK 120,13 dan terendah terjadi di Mamuju 0,0 6 persen dengan IHK 112,61.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Oktober 2014 mencapai 0,47 persen, atau lebih tinggi dari bulan September 0,27 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,42.

Adapun laju inflasi year on year atau untuk periode September 2013 hingga September 2014 tercatat 4,83 persen. Sedangkan laju inflasi secara tahun kalender (year to date) tercatat 4,19 persen.

Kepala BPS Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Senin (3/11/2014) menyebutkan, dari 82 kota IHK, tercatat 74 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi terjadi di Tual 2,18 persen dengan IHK 120,13 dan terendah terjadi di Mamuju 0,0 6 persen dengan IHK 112,61," tutur dia. 

Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,08 persen dengan IHK 113,96 dan terendah terjadi di Tanjung Pandan 0,12 persen dengan IHK 120,95.

Dia menyebutkan inflasi pada Oktober 2014, masih lebih rendah dibandingkan tahun 2007 sebesar 0,79 persen.Namun, lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 0,45 persen, 2009 sebesar 0,15 persen.Sementara pada 2011 mengalami deflasi, di 2012 sebesar 0,16 persen dan 2013 sebesar 0,09 persen.

Dari perkiraan pengamat, akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan memicu terjadinya ekspektasi inflasi di Oktober 2014.

Sehingga pergerakan inflasi pada bulan kesepuluh ini diperkirakan lebih tinggi dibanding September lalu.

Direktur sekaligus Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati memproyeksikan inflasi Oktober tahun ini di kisaran 0,3 persen sampai 0,4 persen.

"Inflasi Oktober 2014 sekira 0,3 persen sampai 0,4 persen. Angkanya lebih tinggi dari realisasi inflasi September 2014 sebesar 0,27 persen," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Penyebabnya, dijelaskan Enny, karena ada ekspektasi inflasi dari isu kenaikan harga BBM subsidi. Para pedagang, sambungnya langsung menaikkan harga bahan pangan termasuk sembako karena kekhawatiran penyesuaian harga BBM subsidi.

Diakuinya, penyumbang inflasi lain terkait stok kurang dan tersendatnya distribusi bahan pangan karena gangguan, seperti kekeringan, lumbung pangan daerah Sinabung Sumatera Utara dilanda bencana sehingga harus gagal panen.

Senada, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menganggap inflasi Oktober 2014 lebih banyak dikontribusi dari penyesuaian harga komoditas bahan pokok akibat isu kenaikan harga BBM.(Fik/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas).

    inflasi

  • BPS atau Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

    BPS

Video Terkini