Pernah Jadi Penyelundup, Amos Wekesa Kini Jadi Miliarder

Liputan6.com, New York - Lahir di negara yang tengah mengalami krisis finansial membuat salah satu miliarder Afrika, Amos Wekesa sempat hidup penuh dengan kekurangan ekonomi. Dirinya bahkan pernah menjadi penyelundup barang saat baru berusia tujuh tahun.

Mengutip laman CNN, Rabu (5/11/2014), saat berusia dua tahun, Uganda, negara tempatnya lahir, baru saja berganti presiden. Di masa tersebut, kehidupan ekonomi Uganda benar-benar terpuruk.

"Saya lahir di tengah kondisi yang sulit, bahkan bagi setiap penduduk Uganda. Banyak sekali tantangan ekonomi bagi penduduk Uganda. Setiap masyarakat mencari cara untuk bertahan hidup," ungkap Wekesa.

Keluarganya yang tinggal di perbatasan juga melakukan seluruh upaya agar bisa tetap bertahan hidup. Keluarganya menyelundupkan barang-barang dari Kenya.

"Saya baru berusia tujuh tahun saat terlibat dalam penyelundupan," terangnya.

Tapi saat masuk sekolah, Wekesa harus bekerja demi membiayai pendidikannya. Dia bekerja mengepel lantai dan mendapatkan bayaran US$ 10 per hari.

"Saya hidup dengan uang setengah dolar per minggu," kisahnya.

Hidupnya mulai berubah saat dirinya mendapatkan pekerjaan sebagai pemandu wisata. Pekerjaan tersebut benar-benar menjadi motivasi besar baginya untuk bangkit dan mencapai kesuksean.

Pada 2001, dia bahkan memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri. Meskipun saat itu dia hanya mendapat sedikit dukungan.

"Banyak orang berkata, kamu lahir dari keluarga miskin dan pasti tidak akan bisa berbisnis. 99 persen orang yang dekat dengan saya mengatakan saya tak mungkin sukses," tuturnya.

Kini Wekesa benar-benar sukses. Dia memiliki bisnis wisata bagi turis asing dan mampu menyediakan 180 lowongan kerja. Dari perusahaannya, dia bisa mencetak uang hingga miliaran rupiah.

Great Lake Safaries yang didirikannya menjadi inspirasi bagi seluruh penduduk Uganda. (Sis/Gdn)