Sukses

Jokowi Naikkan Harga BBM, Kuota Tetap Jebol

Keputusan pemerintah untuk melakukan kenaikan harga BBM bersubsidi tidak terlalu banyak menekan konsumsi.

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan pemerintah untuk melakukan kenaikan harga Bahan Bakar Minya (BBM) bersubsidi tidak terlalu banyak menekan konsumsi. Pasalnya, jika saat ini keputusan tersebut diberlakukan hanya memangkas konsumsi 300 ribu kiloliter (Kl).

Padahal PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi BBM subsidi akan melampaui 1,9 juta kl dari kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan belanja Perubahan (APBNP) 2014 untuk pertamina sebesar 45,3 juta kl.

"Kelebihan konsumsi tersebut, terdiri dari solar sebesar 1,1 juta kl, premium 600 ribu kl, dan minyak tanah 23 ribu kl," kata Direktur Pemasaran Niaga Pertamina Hanung Budya di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (5/11/2014).

Menurut Hanung, jika rencana kenaikan harga BBM berusbsidi diterapkan pemerintah pada pertengahan November, keputusan tersebut hanya sedikit berimbas pada konsumsi BBM bersubsidi, sehingga konsumsi diperkirakan akan melebihi 1,6 juta Kl.

"Prognosis naik pertengahan november. Ada defisit 1,6 juta kl, itu banyak dari premium kemudian solar," tuturnya.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, telah terjadi peningkatan konsumsi BBM bersubsidi dalam kurun waktu dua minggu terakhir.

"Ada lonjakan dari rata-rata 81 ribu kiloliter (kl) per hari jadi 90 ribu kl," kata Hanung, di Kantor Pusat Pertamina, Rabu (5/11/2014).

Hanung mengungkapkan, peningkatan konsumsi tersebut merupakan bentuk kepanikan masyarakat yang berspekulasi atas rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, sehingga masyarkat membeli bahan bakar lebih dari angka normal.

"Itu spekulasi, isi 10 liter jadi full tank," tegasnya. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini