Sukses

Kurangi Kemiskinan, Rachmat Gobel Gelar Pertemuan dengan 5 Negara

Saat ini masih terdapat sekitar 35 juta penduduk Indonesia hidup di bawah batas kemiskinan dengan pendapatan kurang dari US$ 1 per hari.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel melakukan pertemuan bilateral dengan perwakilan dari beberapa negara seperti Malaysia, Hongkong, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan disela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang berlangsung di Beijing, China.

Rachmat mengatakan inti dari pertemuan tersebut adalah mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia, di mana masih terdapat sekitar 35 juta penduduk hidup di bawah batas kemiskinan dengan pendapatan kurang dari US$ 1 per hari.

"Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan upaya kerja sama perdagangan baik secara nasional maupun internasional. Semua bentuk kerja sama perdagangan harus berdasarkan pada kebijakan yang akan membawa manfaat dan dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (9/11/2014).

Dalam pertemuan bilateral dengan Malaysia, Rachmat menekankan untuk mengaktifkan kembali Joint Trade and Investment Committee yang bertujuan menyelesaikan isu-isu perdagangan serta kerja sama tripartite dalam rangka International Tripartite Rubber Council (ITRC) guna meningkatkan harga karet alam dunia yang menguntungkan bagi produsen Indonesia.

Kemudian, pada pertemuan dengan Menteri Hongkong, Rachmat memfokuskan pada usulan kerja sama pengembangan maritim. Saat ini Hongkong telah berhasil menempatkan posisinya sebagai salah satu wilayah hub logistik internasional serta kemampuan UKM-nya dalam menopang industri dalam negeri.

Hongkong juga sangat berminat melakukan kerja sama dengan sektor UKM Indonesia, terlebih dengan akan dibukanya Kantor Dagang dan Ekonomi Hongkong. Kerja sama sektor maritim tersebut sangat sesuai dengan program pemerintah Presiden Jokowi yang ingin menjadikan maritim Indonesia besar di mata internasional.

Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Rachmat berdiskusi mengenai kerja sama di sektor panas bumi sebagai salah satu bentuk energi terbarukan atau renewable energy yang dapat dimanfaatkan oleh kedua negara.

"Pemanfaatan panas bumi sebagai salah satu energi alternatif dapat mengurangi penggunaan energi tradisional berbahan fosil dan hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengalokasikan subsidi minyak kepada sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, dan infrastruktur," katanya.

Kedua Menteri juga sepakat untuk melakukan pengembangan di sektor pertanian dengan tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia.

Selain itu, isu konektivitas yang menjadi salah satu program pemerintah baru turut disampaikan Rachmat dalam pertemuannya dengan Secretary of Commerce Hongkong dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura. Pengembangan infrastruktur dan logistik terkait isu konektivitas diharapkan dapat dilakukan oleh kedua pihak.

Terakhir, saat bertemu dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan, Rachmat membahas kebijakan Pemerintah RI dalam kerja sama internasional berdasarkan pada people oriented.

Pembicaraan kerja sama ekonomi komprehensif yang sedang dilakukan oleh kedua negara dapat dilanjutkan apabila manfaat yang didapat nantinya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat dan kerja sama tersebut harus dapat menghasilkan outcome yang mempunyai nilai tambah atau value added.

Sebagai informasi, angka perdagangan non-migas Indonesia dengan Malaysia, Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan pada 2013 senilai US$ 54,51 miliar dengan nilai total ekspor non-migas sebesar US$ 26,84 miliar dan total impor non migas sebesar US$ 27,67 miliar. Kelima negara mitra tersebut berkontribusi sebesar 25,82 persen dari total perdagangan migas dan non migas Indonesia. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini