Sukses

Pertamina Tak Boleh Lagi Jadi Lahan Perburuan Rente

Jika mau memperbaiki Pertamina, harus berani melepaskan BUMN ini dari jeratan mafia migas

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap para calon Direktur Utama PT Pertamina yang dilakukan Kementerian BUMN dinilai hanya sekedar tahapan formalitas saja. Sebab dikhawatirkan pada akhirnya yang akan dipilih adalah mereka yang loyal dengan kelompoknya sendiri.

Menurut Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak sebenarnya Menteri BUMN sudah memiliki preferensi untuk menunjuk siapa dianggap mampu memimpin BUMN termasuk Pertamina.

"Sayangnya, seringkali penunjukkan Dirut BUMN diiringi oleh faktor X yang dianggap lebih penting selain kapabel dan bersih, faktor X itu adalah 'loyalitas' Dirut BUMN yang dipilih terhadap penguasa diatasnya, dan ini seringkali pararel dengan praktek rente di BUMN seperti Pertamina,"kata Dahnil di Jakarta, Minggu (9/11/2014).

Dahnil juga menyoroti enam calon Dirut PT Pertamina yang kini sedang mengikuti fit and proper test yakni Budi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri), Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muhtar (Mantan Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (Mantan Dirut Telkom).

Dahnil mengakus meski tak hafal rekam jejak satu persatu nama di atas namun keenam calon itu dinilai tak ada yang memiliki kemampuan di bidang perminyakan.

"Dari 6 nama itu tidak satu pun yang saya perhatian punya latar belakang perminyakan, semuanya adalah CEO-CEO di sektor lain. Maka siapapun yang dipilih diantara nama itu pastilah yang paling dekat dan kemungkinan loyal dengan penguasa diatasnya,"cetus dia.

Menurut Dahnil jika mau memperbaiki Pertamina, Rini Soemarno harus berani melepaskan Pertamina dari jeratan mafia migas dan mampu menghentikan Pertamina sebagai pemburuan rente bagi penguasa.

"Bila tidak, sulit berharap Pertamina lebih baik, karena penguasa diatasnya menjadikan Pertamina lahan rente, siapa pun dirutnya," tutup dia. (Nrm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.