Sukses

Yen Menguat, Indeks Saham Jepang Tertekan

Gerak bursa saham Asia variasi cenderung melemah didorong sentimen yen menguat dan menunggu data ekonomi China di awal pekan ini.

Liputan6.com,Sydney - Sebagian besar bursa saham Asia melemah di awal pekan ini didorong mata uang Jepang yen yang menguat. Hal itu juga akhirnya menyeret indeks saham Jepang ke level terendah setelah reli dalam tiga pekan.

Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data ekonomi China keluar. Indeks saham MSCI Asia Pacific, indeks saham acuan regional naik 0,1 persen menjadi 140,34 pada pukul 09.02 waktu Tokyo. Selain itu, indeks saham Jepang Topix turun 0,5 persen seiring yen naik 0,1 persen menjadi 114,47 per dolar sehingga memperpanjang kenaikan sekitar 0,5 persen pada 7 November.

Indeks saham Jepang Nikkei dibuka melemah 0,7 persen ke level 16.758,27.  Pelemahan indeks saham ini diikuti dengan indeks saham Australia turun 0,5 persen. Namun, indeks saham Selandia Baru naik 0,6 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,7 persen. Penguatan saham Samsung Electronics Co sebesar 1,3 persen memberikan dukungan untuk penguatan indeks saham Kospi.

"Data China untuk Oktober diperkirakan menunjukkan inflasi IHSG masih lemah. Kasus untuk pelonggaran moneter lebih lanjut di China tetap kuat," ujar Shane Oliver, Head of Investment Strategy AMP Capital Investor seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/11/2014).

Berdasarkan hasil survei Bloomberg, data ekonomi China seperti harga konsumen diperkirakan naik 1,6 persen pada Oktober dari tahun sebelumnya. Selain itu, pengiriman luar negeri China naik 11,6 persen pada Oktober dari tahun sebelumnya sehingga mengalahkan prediksi oleh ekonomi dalam survei Bloomberg.

Sedangkan data ekonomi Amerika Serikat yang keluar pada akhir pekan lalu antara lain keuntungan kerja Amerika Serikat (AS) melebihi 200 ribu untuk bulan kesembilan dan tingkat pengangguran secara tal terduga turun ke level terendah dalam enam tahun. Payrolls meningkat sebesar 214 ribu pada Oktober 2014 dari bulan sebelumnya 256 ribu. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini