Sukses

Minim Sentimen, Rupiah Terus Bergerak Melemah

Nilai tukar rupiah bergerak melemah mengingat para pelaku pasar masih menanti sejumlah kepastian kebijakan dan data ekonomi di Tanah Air

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat bergerak melemah mengingat para pelaku pasar masih menanti sejumlah kepastian kebijakan soal ekonomi di Tanah Air. Sementara beberapa sentimen eksternal juga masih menahan laju pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Rabu (12/11/2014) menunjukkan nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 12.205 per dolar AS. Nilai tukar rupiah mengalami koreksi 42 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp 12.163 per dolar AS.

Sementara data valuta asing Bloomberg, mencatat nilai tukar rupiah sempat dibuka menguat di level Rp 12.201 per dolar AS di awal sesi perdagangan hari ini. Namun kemudian rupiah berfluktuasi melemah dan sempat menyentuh level Rp 12.225 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:50 waktu Jakarta.

Menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berkutat di kisaran Rp 12.197 per dolar AS hingga Rp 12.227 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menilai, hingga saat ini masih belum ada faktor yang dapat menggerakan rupiah secara signifikan. Data-data ekonomi global masih jadi sentimen penggerak rupiah beberapa hari terakhir.

Salah satu faktor eksternal yang menyebabkan pelemahan rupiah adalah data inflasi China yang lebih rendah dari ekspektasi. Faktor itu akan membuat permintaan barang dari Indonesia melambat dan menjadi sentimen negatif bagi pelemahan rupiah.

Selain itu data ekonomi AS yang bergerak positif dapat mendorong nilai tukar dolar dan melemahkan nilai tukar rupiah. Awal pekan ini, nilai tukar rupiah juga sempat bergerak menguat lantaran peningkatan data tenaga kerja AS lebih rendah dari prediksi analis.

Sementara di dalam negeri, gerak rupiah masih dibayangi ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Jika kenaikannya sedikit, David menilai pengaruhnya tidak akan cukup kuat bagi rupiah.

Di sisi lain, para pelaku pasar juga masih menanti data defisit transaksi berjalan yang diprediksi menunjukkan angka yang lebih positif daripada kuartal sebelumnya.

"Tanpa berita baru yang berpengaruh kuat sepekan ke depan, nilai tukar rupiah masih akan bergerak di kisaran 12.100-12.200 per dolar AS," tutur David. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini