Sukses

Tak Cukup Pintar, Lebih Baik Bekerja Daripada Kuliah

Bekerja bisa memberikan Anda uang dan melatih sejumlah keahlian pribadi. Jika tidak cukup pintar saat kuliah, lebih baik bekerja?

Liputan6.com, New York - Menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia, Michael Bloomberg tentu sudah banyak menelan pahit dan manisnya bekerja membangun bisnis. Namun ada yang unik saat Bloomberg memberikan nasehat mengenai kesuksesan pada sejumlah orangtua yang memiliki anak remaja .

"Jika sekiranya anak Anda tak bisa masuk ke universitas hebat atau tidak pintar secara akademis, tapi cukup bagus dalam bersosialisasi dan memiliki kemampuan lain, lebih baik bekerja karena dia nanti dapat menguasai sejumlah keahlian khusus," ungkap Bloomberg saat menjadi pembicara dalam pertemuan tahunan kelompok dagang Wall Street SIFMA seperti dikutip dari CNN, Jumat (14/11/2014).

Dia menjelaskan, para orangtua harus lebih selektif dalam memilih masa depan anaknya setelah lulus kuliah. Menentukan sang anak harus kuliah atau bekerja juga harus berdasarkan pemikiran yang sangat matang.

Pendiri perusahaan media internasional dan data keuangan Bloomberg LP ini bahkan mengatkaan, para siswa yang tengah belajar di Harvard sekarang juga harus memperhitungkan kelanjutan pendidikannya.

"Mereka bisa saja membayar US$ 50 ribu hingga US$ 60 ribu per tahun untuk kuliah di Harvard, tapi mereka juga bisa memilih mencetak jumlah uang yang sama jika bekerja," terangnya.

Menengok jalur pendidikannya, Bloomberg merupakan lulusan Johns Hopkins University dan Harvard Business School. Dia tahu dengan baik bagaimana membangun bisnis dan kini melihat banyak peluang bagi para penduduk muda di AS.

Dia bahkan mencontohkan ayah pegawainya yang bekerja sebagai tukang pipa, tak pernah kuliah, tapi bisa sukses.

"Dia memiliki enam rekan tukang pipa lain, tapi dia bisa bermain golf, hal yang hanya bisa saya impikan," tandasnya.

Bloomberg menjelaskan, kini banyak orang tak percaya lagi bahwa kerja keras dan sekolah tinggi dapat menghadirkan kesuksesan begitu saja. Pola pikir seperti itu sudah berubah menurutnya. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.