Sukses

Grup Alibaba Incar Dana Rp 97 Triliun dari Surat Utang

Analis menilai, grup Alibaba mencari lagi pendanaan lewat surat utang untuk memanfaatkan suku bunga rendah.

Liputan6.com, New York - Grup Alibaba tak berhenti untuk mencari pendanaan lewat pasar modal. Setelah dua bulan melakukan penawaran saham perdana/initial public offering (IPO) terbesar, Grup Alibaba berencana memperoleh dana sekitar US$ 8 miliar atau sekitar Rp 97,68 triliun (asumsi kurs Rp 12.211 per dolar Amerika Serikat) dari penjualan surat utang/obligasi.

Hal itu diungkapkan oleh sejumlah sumber seperti yang dikutip dari laman Bloomberg, Jumat (14/11/2014). Perusahaan internet terbesar di Asia akan menggunakan dana untuk refinancing fasilitas kredit. Lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor telah memberikan peringkat A+ dan A1 oleh Moody's Investors Service.

Fitch Ratings Ltd juga telah menempatkan peringkat A+ untuk grup Alibaba. Peringkat itu mencerminkan posisi dominan Alibaba di pasar belanja online China. Peringkat itu juga melihat dari keuntungan perusahaan dan arus kas yang kuat.

Menurut Fitch, grup Alibaba akan mampu mempertahankan struktur permodalan yang konservatif dengan posisi kas bersih yang kuat dalam beberapa tahun ke depan. Rasio utang terhadap arus kas juga masih di bawah 1,5 kali.

"Setelah melakukan IPO, mereka seharusnya tidak perlu mencari dana di pasar modal.  Ini contoh lain dari perusahaan yang opportunis dan mencoba untuk mengambil keuntungan dari suku bunga rendah sementara mereka bisa," ujar Nathan Barnard, Analis Leader Capital Corp.

Menurut sumber, Morgan Stanley, Citigroup Inc, Deutsche Bank AG, dan JP Morgan Chase and Co akan memasarkan utang kepada investor mulai pekan depan.

Perusahaan internet ini telah menyediakan pasar untuk pembeli dan penjual serta layanan yang membantu mereka menjalankan bisnis mereka. Saham Alibaba telah naik 69 persen sejak IPO pada September 2014. Saham Alibaba naik ke level US$ 114,84 di bursa saham New York kemarin.

"Perusahaan ini memanfaatkan momentum dari penawaran saham yang meningkatkan potensi permintaan investor dalam penawaran obligasi besar," ujar Jody Lurie, Analis Janney Montgomery Scott LLC.

Perusahaan ini dipimpin oleh miliarder Jack Ma, yang juga mendirikan apartemen HangZhou pada 1999 senilai US$ 60 ribu. Pasar utamanya termasuk Taobao yang menghubungkan pembeli individu dan penjual. Awal bulan ini, perusahaan tersebut telah menuai rekor penjualan mencapai US$ 9,3 miliar untuk hari promosi.

Penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) Alibaba Group Holding Ltd kini berada di posisi pertama dengan transaksi terbesar di dunia sepanjang sejarah. Angka transaksi penjualan saham Alibaba mencapai US$ 25 miliar setelah raksasa perdagangan elektronik dan beberapa investor berhasil menjual sejumlah tambahan saham. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini