Sukses

Harga Minyak Bangkit dari Titik Terendah Dalam 4 Tahun

Liputan6.com, New York - Harga minyak bangkit dari level rendah empat tahun pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Namun, harga minyak tercatat turun selama tujuh minggu berturut-turut, terpanjang sejak 1986.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (15/11/2014), harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate ditutup naik US$ 1,61 menjadi US$ 75,82 per barel, anjlok ke titik terendah empat tahun pada hari sebelumnya.

Harga minyak terus merosot akibat melimpahnya pasokan, serta adanya spekulasi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) tidak akan memangkas produksi minyak di pertemuan yang digelar 27 November 2014. WTI tercatat turun 2,2 persen pada pekan ini.

Badan Energi Internasional, yang biasanya menahan diri untuk memprediksi harga minyak, mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa harga minyak bisa jatuh lebih dalam pada 2015.

"Kecuali ada gangguan pasokan baru, tekanan harga akan berlanjut hingga semester I 2015," tulis laporan IEA.

Harga minyak jenis Brent jatuh ke level terendah US$ 76,76 pada awal sesi, terendah sejak September 2010, sebelum naik $ 1,9 menjadi US$ 79,39 dalam perdagangan sore. Harga minyak Brent turun lebih dari 5 persen untuk minggu ini.

Sementara produsen top OPEC yaitu Arab Saudi belum memutuskan apakah akan memangkas produksi minyak atau tidak. Negara produsen minyak yang lebih kecil seperti Aljazair dan Venezuela mendukung perlunya tindakan untuk mendongkrak harga minyak. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini