Liputan6.com, Pontianak - Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)Â bersubsidi sebesar Rp 2.000 sejak Selasa 18 November 2014. Namun, perusahaan otobus di Kalimantan Barat (Kalbar) lintas negara hingga kini belum menaikkan tarif angkutan. Lantaran, Organisasi angkutan darat (Organda) Kalbar belum memberikan surat edaran kenaikan tarif.
Menurut Asisten Manager Bis Setia Jiwana Sakti (SJS), Ferry Djimanto, hingga kini pihaknya mengaku belum mengalami hambatan terkait kenaikan harga BBM bersubsidi. "Kami sekarang belum menaikkan harga tiket bus. Karena ikuti Organda Kalbar yang belum memberikan surat ke kami," ujar Ferry, saat ditemui di Kota Pontianak, Rabu (19/11/2014).
Ferry mengaku, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak berpengaruh bagi usaha jasa angkutan penumpang. "Tidak ada hambatan apa-apa. Ini malah sepi penumpang aja, karena sekarang pesawat banyak dari Pontianak ke Malaysia hanya 30 menit. Sementara kalau naik bus 8 jam baru sampai di terminal bis Kuching, Malaysia," kata Ferry.
"Kalau soal BBM, tidak ada pengaruh. Kami memakai BBM jenis solar malaysia saat berada di Malaysia. Ketika berada di Indonesia, ya kami beli solar Indonesia. Solar Malaysia kualitasnya bagus. Satu liter solar Malaysia 2,20 Sent RM," tambahnya.
Ferry mengaku, ia mempunyai puluhan armada bus untuk melayani antar negara. Ferry pun telah menyiapkan sejumlah cara mengatasi kenaikan harga untuk menarik penumpang.
"Kami punya 20 armada. Jurusan Pontianak - Kuching, Malaysia, dan Pontianak- Brunei Darussalam. Kalau jadi naik harga tiket, kami akan lebih meningkatkan pelayanan lebih baik. Tapi, kami punya promo 10 tiket PP, gratis 1," pungkasnya komentari efek BBM naik, yang mengaku merintis pertama bis lintas negara pada 2012. (Raden AMP/Ahm)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.