Sukses

Suku Bunga Acuan Naik, BI Harus Siapkan Antisipasi di Awal Tahun

Kondisi ekonomi global yang masih rentan ditambah langkah pemerintah menaikkan harga BBM, membuat BI harus mengeluarkan stimulus.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen perlu mendapatkan apresiasi.

Sebab, dengan kondisi ekonomi global yang masih rentan ditambah lagi langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, membuat BI harus mengeluarkan satu stimulus moneter.

"Kita apresiasi ya. Bahwa moneter ini coba untuk head of the curve karena dalam kondisi global ekonomi yang vulnarable memang saya rasa stimulus moneter harus dilakukan," ujar dia di Kantor LPS, Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Kartika menjelaskan, meski banyak pengamat yang menyatakan bahwa keputusan yang diambil BI ini berlebihan, namun dalam situasi yang tidak stabil seperti saat ini hal tersebut menjadi penting.

"Karena banyak likuiditas memang kita lihat sudah melonggar dibandingkan kuartal satu dan kuartal dua, kuartal tiga ini sudah melonggar. Pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) ke depan kita perkirakan turun 13 persen-14 persen," lanjutnya.

Meski demikian, BI juga harus melakukan antisipasi mulai awal tahun depan karena pada triwulan satu pemerintah biasanya menerbitkan surat utang untuk membiayai pembangunan.

"Seperti tahun lalu kan likuiditas kering karena demand untuk pembangunan tinggi sementara spending-nya belum jalan. Jadi memang ini gejolaknya sebulan ke depan belum. Tetapi Januari harus kita waspadai likuiditas di market. Sehingga challenge-nya itu nanti di Januari gubenur BI mengantisipasi nanti," tandas dia. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini