Sukses

Alasan Malaysia Tak Mau Lagi Subsidi BBM

Pemerintah Malaysia akan membiarkan harga BBM naik turun mengikuti pergerakan harga minyak dunia mulai 1 Desember 2014.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Berbeda dengan Indonesia yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk memangkas subsidi, pemerintah Malaysia justru berencana menghapus seluruh subsidi BBM. Sebagai gantinya, pemerintah Malaysia akan membiarkan harga BBM naik turun mengikuti pergerakan harga minyak dunia.

Perdana Menteri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak berencana menggunakan sistem `managed float` di mana harga BBM akan terus dibiarkan mengambang dan diperbarui mengikuti pergerakan harga minyak dunia. Sejak 2010, pemerintah menerapkan sistem tersebut pada BBM jenis RON97.

Terhitung mulai 1 Desember 2014, pemerintah Najib berencana menerapkan sistem serupa untuk BBM bersubsidi jenis RON95 dan solar. Dia mengatakan, pengalihan dana subsidi BBM dapat dialirkan ke berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan dan pertanian dan akan langsung dirasakan rakyat.

Najib mengatakan, dengan sistem tersebut, harga BBM dapat diperbarui setiap bulan agar penduduk Malaysia lebih cepat beradaptasi pada harga minyak internasional.

"Penduduk Malaysia harus paham bahwa harga BBM tidak dikendalikan pemerintah tapi mengikuti harga minyak dunia. Jadi jangan salahkan pemerintah," ungkap Najib seperti dikutip dari nst.com, Minggu (23/11/2014).

Seperti halnya di Indonesia, pemerintah Malaysia juga memberikan insentif lain bagi rakyat saat subsidi BBM benar-benar dihapus bulan depan. Dia mengatakan, insentif tersebut penting bagi masyarakat saat harga BBM disesuaikan dengan harga minyak dunia.

"Kami akan terus membantu rakyat menggunakan berbagai program seperti 1Malaysia People’s Aid, 1Malaysia People’s Housing Programme, 1Malaysia Book Voucher, 1Malaysia Clinic dan 1Malaysia People’s Shop," papar Najib.

Hal itu mengingat kebutuhan sehari-hari bergerak sesuai dengan harga BBM. Setidaknya insentif tersebut dapat mengurangi beban finansial rakyat.

Dia juga menyarankan rakyat untuk menjadi konsumen cerdas.

"Jangan membeli barang dari toko-toko dengan harga melambung. Itu akan memicu pedagang utnuk menaikkan harga barang," tandasnya. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini