Sukses

Harga Cabai Merah Keriting Makin Pedas

Kenaikan tertinggi dialami cabai keriting yang mencapai Rp 80 ribu per kilo gram dari sebelumnya Rp 20 ribu per kilo gram.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak musim kemarau panjang dan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, harga cabai terus meroket. Meski tidak tembus di angka Rp 100 ribu per kilogram (Kg), kenaikan harga cabai cukup membuat pedagang serta konsumen menjerit.

Salah seorang pedagang cabai di pasar Bojong, Cengkareng, Hendri mengatakan, beberapa jenis cabai masih betah nongkrong di harga tertinggi. Sebut saja cabai rawit merah dari harga Rp 20 ribu menjadi Rp 70 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit hijau dari Rp 10 ribu menjadi Rp 50 ribu per kg.

"Paling parah cabai merah keriting, harganya kini mencapai Rp 80 ribu per kg atau melesat dari sebelumnya Rp 20 ribu per kg. Harga itu bertahan sejak kenaikan harga BBM subsidi naik," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta Barat, Senin (24/11/2014).

Pedagang yang sudah 15 tahun berjualan komoditas cabai itu mengaku, kenaikan harga cabai bukan saja dipicu karena kebijakan pemerintah menyesuaikan harga BBM subsidi.

"Pasokan cabai nggak ada, karena lagi musim kemarau. Jadi kami merasakan sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah luka ditambah lagi lukanya, sakitnya tuh di sini," kata Pria asal Padang itu.

Hendri bilang, kondisi ini memberi dampak terhadap penurunan penjualan cabai. Ia menjelaskan, dari 5-6 kg cabai per hari, kini hanya sanggup menjual 2- 3 kg per hari.

"Keuntungan memang besar, tapi kalau dagangan nggak habis kan tekor juga. Apalagi cabai cepat membusuk. Makanya omzet paling sekarang cuma Rp 700 ribu-Rp 800 ribu per hari dari sebelumnya Rp 1 juta per hari," papar dia.

Ditemui di tempat yang sama, salah satu konsumen yang sehari-hari berprofesi Ibu Rumah Tangga, Susilowati (66) mengeluhkan harga cabai yang meroket sejak sebelum dan sesudah BBM naik.

"Yang tadinya beli cuma Rp 4 ribu-Rp 5 ribu, sekarang ngeluarin duit Rp 14 ribu biar bisa masak sambal. Biarpun mahal ya dibeli karena kita butuh," ujar Susilowati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini