Sukses

Gara-gara Perumahan, RI Terancam Krisis Air

Melimpahnya sumber air yang dimiliki Indonesia semakin tergerus konversi lahan yang beralih fungsi menjadi pemukiman

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan penduduk di Indonesia ternyata tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan air. Alhasil, negara ini pun terancam krisis air.

"Perkembangan itu (penduduk) tidak sebanding penyediaan bahkan melebihi potensi sumber daya air yang ada ini menyebabkan defisit air," kata Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Sumberdaya Air dan Pengembangan Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Purba Robert M Sianipar, di Jakarta, Senin (24/11/2014).

Purmba mengungkapkan, melimpahnya sumber air yang dimiliki Indonesia semakin tergerus konversi lahan yang beralih fungsi menjadi pemukiman, sehingga melemahkan ketahanan air dan berpotensi krisis.

"Dari hutan berubah menjadi lahan pertanian, dan dari lahan pertanian berubah menjadi pemukiman, industri dan perkotaan," tuturnya.

Menurut Purba, untuk menghindari  krisis air, perlu dilakukan perbaikan pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif.

"Melihat fakta ini dikhawatirkan pemenuhan air dengan baik semakin jauh jangkaun, karena itu perlu pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif," ungkap Pruba.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, tahun depan diproyeksikan empat pulau akan mengalami defisit air.

Pulau Jawa akan mengalami defisit air sebesar 134.103 juta meter kubik, Sulawesi 42.518 juta meter kubik, Bali 27.652 juta meter kubik, dan NTT sebesar 4.546 juta meter kubik.

Sementara lima pulau akan mengalami surplus air yakni Papua 349.279 juta meter kubik, Kalimantan 116.912 juta meter kubik, Sumatera 61.494 juta meter kubik, Maluku 14.882 juta meter kubik, NTB sebesar 989 juta meter kubik. (Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini