Sukses

Maskapai Lokal Minta Harga Avtur RI Sama Dengan Singapura

Pertamina diminta menurunkan harga bahan bakar avtur pesawat terbang yang dinilai terlampau mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mendesak pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga bahan bakar avtur pesawat terbang yang dinilai terlampau mahal. Pelaku usaha industri penerbangan meminta agar harga avtur Indonesia sama dengan negara ASEAN lain.

Ketua Umum INACA, Arief Wibowo mengungkapkan, harga avtur di Indonesia 12 persen lebih mahal dibanding negara ASEAN lainnya. Padahal akan ada kebijakan Open Sky pada tahun depan yang dilaksanakan oleh negara-negara ASEAN.

"Jadi kalau harga avtur di Singapura US$ 87 sen per liter, maka di Indonesia masih dibanderol US$ 97 sen per liter. Bahkan harga avtur di Papua bisa sampai US$ 115 sen per liter. Jadi sama dengan negara sebelah lah," ungkap dia saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (25/11/2014).

CEO Citilink itu menyatakan beberapa alasan pemicu harga avtur lebih mahal. Masalah utamanya, kata Arief, persoalan biaya distribusi yang berbeda dengan negara tetangga.

"Masalah distribusi agak beda dengan negara sebelah. Tapi kami yakin pemerintah bisa mendeteksi yang bisa diturunkan. Tunggu satu minggu lagi," papar dia.

Lebih jauh Arief mengeluhkan, terkait pengenaan bea masuk dan soal perpajakan leasing pesawat, dan sebagainya di mana negara-negara tetangga tidak menerapkan kebijakan tersebut.

"Ada PPN, bea masuk, lalu PPh dan lainnya yang sebenarnya di negara-negara sebelah ini tidak diterapkan khusus untuk industri penerbangan. Misalnya pajak pesawat, dan bea masuk sparepart," papar dia.

Arief mengaku, pemerintah berjanji akan mendukung industri penerbangan. Terkait permintaan tersebut, kita masih ada meeting satu minggu lagi untuk mengetahui perkembangannya.

"Yang penting INACA nggak minta proteksi. Kita ingin bermain sama seperti pemain di negara lain. Jadi jangan salah, INACA tidak minta proteksi. Cuma biar kompetitif," tukasnya. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini