Sukses

Bengkulu Harus Berani Hentikan Ekspor Bahan Baku

Khusus Bengkulu, ekspor utama bidang pertambangan adalah batu bara dan sektor perkebunan adalah miyak kelapa sawit

Liputan6.com, Bengkulu - Untuk menekan agka inflasi dan meningkatkan perekonomian lokal, Pemerintah Daerah Bengkulu harus berani menghentikan ekspor bahan baku sektor perkebunan dan pertambangan.

Deputi bidang keuangan dan moneter Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Christine R Sidabutar mengatakan, ekspor bahan baku sangat merugikan daerah penghasil.

Khusus Bengkulu, ekspor utama bidang pertambangan adalah batu bara dan sektor perkebunan adalah miyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan karet mentah.

"Sebaiknya dibangun industri produk turunan agar ekspor hulu tidak dilakukan lagi untuk meningkatkan nilai barang atau credit value," ujar Christine di Bengkulu (2/11/2014).

Untuk membangun industri hilir itu, kata Christine, harus ada jaminan keamanan investasi temasuk pembenahan infrastruktur pendukung.

Praktisi ekonomi asal Australia Stephen Flynn merasa heran dengan roda pertumbuhan ekonomi sektor industri di Indonesia yang menumpuk di pulau Jawa saja.

Seharusnya di Bengkulu dibangun industri skala besar, karena bahan baku sangat berlimpah untuk mendukung industri itu dan memangkas biaya produksi jika bahan baku itu dikirim ke pabrik di pulau jawa.

Khusus batu bara harus dibangun pabrik pemurnian atau smelter, sedangkan CPO bisa diolah menjadi 14 macam produk turunan seperti minyak goreng dan sabun.

"Infrastruktur Bengkulu sangat mendukung, pelabuhan yang langsung menghadap samudra hindia dan bandara yang bagus," demikian Stephen Flynn. (Yuliardi Hardjo Putra/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini