Sukses

Akhir 2014, Ekspor CPO Dongkrak Surplus Perdagangan Non Migas

Surplus neraca non migas mencapai US$ 11 miliar-US$ 12 miliar hingga akhir 2014 didorong sektor perkebunan kelapa sawit.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan surplus neraca non-migas bisa mencapai angka US$ 11 miliar-US$ 12 miliar hingga akhir 2014.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Partogi Pangaribuan mengatakan, angka tersebut diyakini bisa tercapai karena melihat suplus non-migas periode Januari-Oktober 2014 yang telah mencapai US$ 9,1 miliar.

"Kami berharap memang tetap lebih dari US$ 9 miliar. Dari angka yang dikaji sekitar US$ 11 miliar-US$ 12 miliar," ujar Partogi di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2014).

Dia menjelaskan, ada beberapa faktor pendorong peningkatan ekspor yang bisa membuat surplus non-migas ini terus meningkat. Salah satu yaitu masih rendahnya harga crude palm oil (CPO) sehingga pemerintah masih membebaskan bea keluar (BK) atas ekspor produk tersebut.

"Sawit kan masih tidak ada BK. Karena harga referensinya juga dari US$ 736 per metrik ton (MT), sekarang US$ 733 per MT sehingga tidak dikenakan BK, jadi bebannya tidak ada dan ini akan mendorong ekspor. Begitu juga dengan kakao dan kulit," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kemendag, Gusmardi Bustami mengungkapkan, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga memberikan pengaruh terhadap ekspor produk yang minim impor bahan baku, seperti produk pertanian dan pertambangan.

"Pelemahan ini memberikan keuntungan bagi produk yang komponen impornya sedikit, biasanya pertanian dan pertambangan," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.