Sukses

Subsidi Listrik Dicabut Buat Bangun Infrastruktur

Pelanggan rumah tangga yang mengonsumsi listrik 1.300 Va masuk kategori kelas menengah alias cukup mampu.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan kebijakan pengurangan maupun pencabutan subsidi listrik pelanggan golongan 1.300 Va ke atas sangat bermanfaat untuk mengurangi beban anggaran subsidi yang terus membengkak.

Penghematan anggaran akan dialihkan untuk membangun infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengaku belum mengetahui soal rencana pencabutan subsidi listrik melalui penyesuaian tarif untuk pelanggan rumah tangga 1.300 Va.

"Belum ada pembicaraan soal itu. Saya belum tahu pastinya, tapi yang jelas subsidi itu hanya diberikan untuk golongan 450 Va sampai 900 Va, yang paling banyak dipakai masyarakat," tutur dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Terpisah, Deputi I Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter Menko Perekonomian, Bobby Hamzar Rafinus, berpendapat, pelanggan rumah tangga yang mengonsumsi listrik 1.300 Va masuk kategori kelas menengah alias cukup mampu.

"Kecuali yang 900 Va ke bawah, sebab subsidi kita harus makin tepat sasaran. Jadi kalau pengamatan kita, penikmat subsidi sudah nggak perlu lagi, ya kita hilangkan secara bertahap demi belanja yang lebih produktif," ujar dia.

Dari catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Kelistrikan, ada ruang penghematan dari implementasi kebijakan pengurangan atau pencabutan subsidi listrik mulai 1 Januari 2015 sekira Rp 8,4 triliun.

"Itu bisa buat bangun infrastruktur lebih banyak lagi. Subsidi energi makin lama makin terbatas, lalu pindahkan ke infrastruktur karena kita butuh dana sangat besar," ujarnya.

Bobby menyebut, dalam itungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kebutuhan pembangunan infrastruktur dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) lima tahun ke depan sebesar Rp 2.000 triliun.

"Itu artinya setiap tahun, kita perlu sekira Rp 300 triliun sampai Rp 400 triliun untuk membangun infrastruktur. Sayangnya alokasi belanja infrastruktur sekarang ini baru Rp 170 triliun lebih," jelas dia.

Terkait soal usulan kenaikan tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga 450 Va sampai 900 Va yang sudah 10 tahun tanpa penyesuaian, Bobby menjawab singkat.

"Itu kan kelas masyarakat berpendapatan rendah yang memang harus dibantu. Jadi usulan (kenaikan) kita perlu perdalami dulu," imbuhnya.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.