Liputan6.com, New York - Harga emas kembali menyusut terimbas rebound euro terhadap dolar dipicu pernyataan Kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi bahwa pihaknya akan mengevaluasi kembali rencana stimulus tahun depan. Namun harga emas masih di bawah tekanan menjelang rilis data utama AS.
Melansir laman Reuters, harga emas di pasar Spot berada di US$ 1.206,87 per ounce, turun 0,2 persen dari posisi awal US$ 1.201,07 per ounce. Sedangkan emas berjangka AS untuk Desember ditutup turun US$ 1 menjadi US$ 1.207,70 per ounce.
Euro memantul dari level terendah 28-bulan naik 0,3 persen. Kekuatan dalam mata uang AS membuat emas dalam denominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga
Harga emas susut kembali karena investor telah mencari tanda yang jelas dari Draghi bahwa ECB akan membuat keputusan pencetakan langsung uang, atau pelonggaran kuantitatif, yang dilakukan oleh bank-bank sentral lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Ketidakpastian menjelang pembacaan kunci dari US non-farm payrolls pada hari Jumat ini dan sikap hati-hati setelah ayunan terdalam dalam harga emas meningkat.
"Pasar sangat gugup. Kurangnya arah adalah menjaga semua orang di kaki mereka masih sangat segar dalam pikiran setiap orang," Afshin Nabavi, kepala perdagangan di MKS di Swiss.
Advertisement
Rilisnya data payrolls akan membantu investor mengukur kekuatan pemulihan ekonomi AS dan bagaimana hal itu akan berdampak ke suku bunga.
Kenaikan suku bunga AS akan mengangkat investasi non emas dan lebih meningkatkan dolar. "Kami berharap laporan netral. Ini memberikan nada menunggu dan melihat," kata George Gero, Ahli Strategi logam mulia RBC Capital Markets di New York. (Nrm)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.