Sukses

Bisnis Kian Kronis, Malaysia Airlines Putuskan Punya Bos Baru

Pemerintah Malaysia akhirnya menunjuk CEO baru yang akan menahkodai pergulatan bisnis Malaysia Airlines ke depan.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Setelah dihantam dua kecelakaan maut MH370 dan MH17 tahun ini, pemerintah Malaysia akhirnya menunjuk CEO baru yang akan menahkodai pergulatan bisnis Malaysia Airlines ke depan. Adalah Christoph Mueller, mantan CEO maskapai Irlandia Aer Lingus yang dipercaya menjadi pimpinan baru Malaysia Airlines.

Mengutip laman CNBC, Sabtu (6/12/2014), dia akan menjadi orang asing pertama yang memimpin Malaysia Airlines. Badan investasi milik negara Khazanah Nasional, induk perusahaan Malaysia Airlines mengungkapkan, pembahasan kini tengah berlangsung dengan Mueller yang akan mulai bekerja sebelum kontraknya dengan Aer Lingus habis.

Mueller menduduki jabatan tertinggi di Malaysia Airlines saat maskapai tersebut tengah berhadapan dengan masalah finansial kronis.

Kesulitan finansial sebenarnya sudah dialami Malaysia Airlines sebelum dua armadanya mengalami kecelakaan maut. Setelah tragedi tersebut, masalah finansial Malaysia Airlines menjadi semakin parah.

Pada Agustus, Khazanah melancarkan berbagai upaya guna mempertahankan maskapai tersebut. Malaysia Airlines telah memberhentikan 6.000 pegawai atau 30 persen dari total tenaga kerjanya yang mencapai 20 ribu orang.

Nantinya, Mueller akan menjadi CEO perusahaan baru yang rencananya diluncurkan pada Juli 2014. Perusahaan baru itu akan mengambil alih bisnis Malaysia Airlines dan mengurangi jumlah pegawainya.

"Sejauh ini kami memiliki bakat terbaik dengan keahlian dan pengalaman guna membantu mendorong upaya restrukturisasi maskapai. Pemerintah berkomitmen untuk melihat perbaikan secara utuh guna mensukseskan maskapai tersebut," ungkap Perdana Menteri malaysia Najib Razak.

Khazanah bertujuan mengembalikan untung Malaysia Airlines pada akhir 2017 dan mendaftarkan kembali sahamnya di bursa saham Malaysia pada akhir 2019.

Sekadar informasi, bisnis Malaysia Airlines semakin berantakan setelah pesawat MH370 yang mengangkut 239 penumpang hilang tanpa jejak pada 8 Maret. Pesawat tersebut rencananya akan terbang ke Beijing.

Hingga saat ini, pesawat tersebut masih belum ditemukan. Pada Juli, pesawat MH17 ditembak hingga hancur terbakar di zona perang Ukraina. Sebanyak 298 korban tewas di tempat. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.