Sukses

Pemerintah Undang Investor Timur Tengah Bangun Kilang Minyak

Pemerintah tengah menantikan keberanian investor lokal untuk membangun kilang minyak.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan serius untuk membangun kilang minyak mentah di era kepemimpinannya. Target pemerintahan baru menggarap dua kilang pengolahan minyak mentah berkapasitas masing-masing 300 ribu barel.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof A Chaniago mengatakan, pemerintah melirik negara-negara Timur Tengah untuk menanamkan modal di proyek kilang minyak.

Sebab selain membangun kilang minyak, investor juga berkewajiban memasok minyak mentah sebanyak 300 ribu barel per hari.

"Target yang menjadi penawaran pasti banyak, termasuk dari negara Timur Tengah. Tapikan saya tidak tahu peminatnya," ujar dia kepada wartawan di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Minggu (7/12/2014).

Ditegaskan Andrinof, pihaknya tengah menantikan keberanian investor lokal membangun kilang minyak. Seperti PT Pertamina (Persero), dan lainnya. Kata dia, BUMN Migas itu sanggup mengemban amanah tersebut apabila diperlukan.

"Ini kan bukan menggunakan teknologi yang rumit, tidak terlalu canggih. Jadi lokal pasti bisa, misalnya Pertamina," tuturnya.

Dia bilang, investasi pembangunan infrastruktur merupakan program wajib sehingga pemerintah akan menyerahkan sepenuhnya dalam pembahasan lebih lanjut.

"Kalau proyeknya wajib, akan diupayakan berapapun dari pemerintah. Apakah mau diserahkan ke Pertamina atau BUMN lain, dan PGN. Lalu mana yang bisa dikerjasamakan dengan swasta. Kilang prioritas kami, baik perluasan maupun pembangunan," terang dia.

Pemerintah, menurut Andrinof telah menyediakan lahan seluas 500 hektare (ha) di Bontang, Kalimantan supaya investor bisa merealisasikan cit-cita Jokowi.

"Nah tinggal soal kepastian itung-itungan harga. Nanti negosiasi lagi soal konsesi atau sharing-nya bagaimana," ujar dia.

Dari catatan Bappenas, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna menambahkan, beberapa proyek infrastruktur energi yang harus dibangun periode 2015-2019, antara lain :

1. Pembangunan dua kilang minyak 2x300 ribu barel.

2. Pembangunan FSRU lima lokasi.

3. Jaringan gas kota sebesar satu juta sambungan rumah tangga.

4. Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) 78 unit.

5. Pembangkit listrik 35 ribu megawatt.

6. Gas bumi untuk 600 ribu nelayan.

7. Eksplorasi minyak bumi di laut dalam.(Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini