Sukses

Penjualan Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 8% pada 2015

Industri makanan dan minuman nasional dihadapkan berbagai tantangan internal dan eksternal.

Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun depan, industri makanan dan minuman (mamin) nasional harus dihadapkan pada berbagai tantangan baik internal maupun eksternal.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, beragam permasalahan seperti ketersediaan infrastruktur yang masih belum memadai serta singkronisasi regulasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dan rekonsiliasi data.

Selama ini infrastruktur yang buruk membuat harga logistik melambung. Ditambah banyak terjadi perbedaan data, hal ini bisa berakibat pada kebijakan yang salah sasaran.

"Komitmen pemerintah pusat dalam perbaikan infrastruktur mudah-mudahan bisa direalisasikan," ujar Adhi saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (14/12/2014).

Selain itu, keputusan pemerintah kenaikan harga BBM bersubsidi dinilai sangat berpengaruh terhadap naiknya beban logistik. Namun Adhi mengaku mendukung keputusan ini, terlebih pemerintah menjanjikan anggaran subsidi BBM tersebut akan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur.

"Subsidi rencananya dialihkan, buat infrastruktur kalau berhasil dengan sendirinya biaya logistik akan turun. Tapi memang berpengaruh terhadap harga," katanya.

Serta yang tidak kalah memberatkan yaitu kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang dinilai pengusaha semakin memberatkan serta hingga saat ini berbuntut pada aksi demonstrasi buruh karena merasa belum puas.

Sebagai penyesuaian dari hal-hal tersebut, industri mamin akan menaikkan harga di awal tahun depan sebesar 5 persen-10 persen. Kenaikan ini dinilai paling ideal dan akan terlalu tinggi karena mempertimbangkan daya beli masyarakat.

Namun, dengan segala tantangan yang ada, Adhi masih optimis pertumbuhan penjualan produk makanan dan minuman pada 2015 masih bisa menyamai pertumbuhan tahun ini yang sebesar 8 persen.

"Kami harapkan tahun depan masih bisa tumbuh 8 persen," tandas dia. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.