Sukses

Di Jayapura, Harga Cabai Rawit Melonjak 200%

Kenaikan cabai rawit di pasar tradisional Jayapura, papua, juga diikuti dengan peningkatan harga untuk sejumlah sayur mayur lainnya.

Liputan6.com, Jayapura - Harga cabai rawit di Kota Jayapura, Papua, melambung hingga 200 persen dari harga sebelumnya. saat ini, harga cabai rawit di Jayapura mencapai Rp 150 ribu per kilo gram (kg). Sedangkan dua minggu lalu, harga cabai rawit masih di kisaran Rp 50 ribu per kg.

Salah satu penjual cabai di Pasar tradisional Youtefa-Abepura, Jayapura, Papua, Nina mengatakan, kisaran harga cabai yang dijual para pedagang juga bervariasi, mulai dari Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu per kg. Kenaikan harga cabai rawit ini dikarenakan belum panennya komoditi tersebut, yang biasa didatangkan dari petani cabai di Arso dan Muara Tami.

“Biarpun mahal, cabai masih tetap dicari pembeli. Saya yang biasanya membeli cabai rawit 3 hingga 4 karung per harinya, sekarang tak mampu dengan harga yang telah melambung tinggi,” ujarnya, Senin (15/12/2014).

Dudi, salah satu penyalur sayur-mayur di pasar tersebut mengaku biasa mendatangkan cabai hingga puluhan karung untuk dijual di pasar tradisional terbesar di Kota Jayapura ini. Namun, karena minimnya ketersediaan stok cabai di pasaran, dirinya hanya mampu menyediakan 6 hingga 7 karung cabai rawit dengan ukuran karung 50 kg.

“Kenaikan cabai rawit juga diikuti dengan peningkatan harga untuk sejumlah sayur mayur di pasar itu. Misalnya buncis biasanya per kilo hanya Rp 10 ribu, saat ini dijual dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilonya,” ucap Dudi.

Maria Ohee, salah satu ibu rumah tangga yang biasa membeli sayur mayur dan keperluan lainnya di penjual sayur di sekitar tempat tinggalnya mengungkapkan sejumlah kebutuhan pokok terutama sayur mayur dan bahan rempah lainnya telah mengalami peningkatan.

“Harga cabai rawit per bungkus yang biasa dijual oleh pedagang sayur eceran dengan harga Rp 2.000, saat ini dijual dengan harga Rp 5.000 per bungkusnya. Itu pun isi cabai rawitnya hanya sekitar 15 biji hingga 20 biji. Harganya sangat melonjak tajam, entah disebabkan menjelang natal atau memang ketersediaan cabe rawit di pasaran tidak ada. Walaupun mahal, kami tetap akan mencarinya, sebab makan sehari-hari harus ada rasa cabenya,” ungkapnya ketika ditemui di Jayapura. (Katharina Janur/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.